Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Rabu, 07 November 2012

Kurikulum? Apa Itu?

Rabu, 07 November 2012
0 komentar
Kurikulum? Apa Itu?


Kurikulum berasal dari kata dasar bahasa Perancis yaitu Curricula yang artinya adalah PENGALAMAN. Tapi benarkah kurikulum di Indonesia disusun agar siswa memperoleh pengalaman dalam proses pembelajarannya?

Pernahkah anda perhatikan tas anak-anak SD sekarang. Itulah cerminan kurikulum kita sekarang. Besar, berat, seolah penuh tapi sebenarnya kosong tak berisi, hanya sekedar membuat pegal dan mungkin salah urat.

Pada kenyataannya banyak sekali materi pelajaran di sekolah yang tak ada gunanya di tingkat selanjutnya. Bahkan saya sering kali merasa tidak mempunyai SKILL of LIFE yang mendasar : bagaimana mencuci pakaian putih agar tetap terjaga warnanya (Ini masalahku sejak ditinggal aspriku menikah, ha haha ha). Pelajaran di sekolah masih sekedar menjadi teori, bukan penerapan atau aplikasi. Bahkan guru seringkali tak mengerti soal yang dibuat dan jawabannya, karena mereka membuat soal sekedar mencontek kunci. Dan jika siswa menjawab tidak sesuai kunci maka disalahkan. Kreatifitas siswa dibelenggu karena keterbatasan pengetahuan guru.

Saya cukup terganggu dengan guru anak saya yang membuat soal seperti ini :

1. Tiga bilangan yang merupakan kelipatan 8 adalah ….
- Jawaban anak saya : 16, 24 dan 32.
Ternyata jawaban anak saya disalahkan.Karena jawaban yang benar adalah : 8, 16 dan 24.
Lalu saya membuat catatan pertanyaan pada gurunya : Guru yang baik, untuk pertanyaan tersebut diatas jawabannya yang salah, atau pertanyaannya yang kurang lengkap?  

2. Guna gigi taring pada hewan karnivora adalah ….
- Jawaban anak saya : mencabik-cabik makanan.
Jawaban yang benar menurut guru adalah : memotong makanan.
Lalu saya menuliskan lagi pertanyaan saya pada guru tersebut : Guru yang baik, apakah gigi taring tidak bisa digunakan untuk mencabik-cabik makanan?

Itulah potret guru yang tidak bisa menghargai kreatifitas dan perbendaharaan kata siswa. Membatasi kreatifitasnya hanya pada kunci jawaban. Tetapi seringkali mereka melupakan hal-hal prinsip dalam pendidikan karakter anak : KEJUJURAN.

Pernah suatu ketika saya memprotes keras ketika sang guru menghukum seluruh siswa laki-laki, karena sebagian dari mereka membuat keributan setelah jam istirahat. Hukuman yang diberikan adalah menulis satu lembar penuh : SAYA MEMBUAT KERIBUTAN DI KELAS SETELAH ISTIRAHAT.
Anak saya minta tanda tangan pada saya.

Lalu saya bertanya,
“Memangnya dek Vento ikut ribut?”
Dia jawab,
“Enggak bu, aku justru yang membariskan teman-teman.“  
Lanjut saya,
“Kenapa dek Vento tidak ribut tapi mau menulis pernyataan itu. Kalau kamu menulis artinya kamu mengakui bahwa kamu membuat keributan. Kamu harus berani mengatakan tidak, jika memang tidak melakukan. Jangan sampai kamu mengakui kesalahan yang tidak pernah kamu lakukan. Kalau itu terjadi, nanti kamu tidak mencuri tetapi disuruh mengaku karena dipaksa, kamu bisa masuk penjara dek.”
Jawab Vento, “Semua anak laki-laki disuruh menulis kok bu.”

Akhirnya saya menulis di agenda Vento,
“Guru yang baik, apakah memang demikian cara mendidik siswa. Mengakui hal yang tidak dilakukannya. Saya setuju kalau demi keadilan ibu menghukum semua murid karena mungkin mereka menutupi suatu kesalahan. Tetapi mengakui kesalahan yang tidak dilakukannya adalah hal prinsip dalam pendidikan karakter anak. Saya sangat keberatan. “

Dan akhirnya sang guru itupun minta maaf dan minta supaya hal ini tidak diperpanjang. He hehehe… malah Curcol ya…!

Ok kembali ke masalah kurikulum, mungkin ada baiknya pemerintah tidak gegabah mengganti kurikulum setiap kali ganti cabinet. Lebih baik kita mengadakan riset terlebih dahulu sebelum meggodoknya menjadi suatu kurikukulum yang pakem dan sungguh-sungguh membumi.

Berikut saya sadurkan cerita dari blog AYAH EDI, seorang penggiat pendidikan tentang wajah pendidikan kita.

Syahdan di tengah hutan belantara, berdiri sebuah sekolah binatang dengan satus “DISAMAKAN” dengan manusia. Kurikulum sekolah tersebut mewajibkan siswanya lulus dan mendapatkan ijasah dengan nilai minimal 8 pada 5 mata pelajaran. Kelima mata pelajaran pokok itu : terbang, berenang, memanjat, berlari dan menyelam. Mengingat sekolah itu berstatus DISAMAKAN dengan manusia, mereka berharap kelak dapat hidup lebih baik dari binatang lainnya. Maka berbondonglah para binatang mendaftarkan diri untuk bersekolah disana, walaupun ongkosnya cukup mahal. Ada elang, tupai, bebek, rusa, katak dan masih banyak lagi.

Elang, sesuai kemampuannya mahir terbang tinggi, tupai unggul pada pelajaran memanjat, bebek piawai berenang, sedang rusa luar biasa dalam berlari, dan katak sangat hebat pada pelajaran menyelam. Para binatang tersebut piawai pada bidang keahliannya masing-masing. Namun sayang, sekolah tersebut mewajibkan muridnya mempunyai nilai minimal 8 pada 5 mata pelajaran pokok. Maka justru kekacauanlah yang terjadi. Elang yang tidak pandai berenang, memanjat dan berlari harus berusaha keras pada mata pelajaran yang tidak disukainya itu. Demikian juga binatang yang lain. Para binatang mulai stress. Dan parahnya, petinggi hutan pun mewajibkan semua sekolah mempunyai nilai yang baik pada ujian akhir. Alhasil, karena tidak mau mengecewakan pimpinan, maka petinggi daerah pun juga mewajibkan semua pengelola sekolah untuk berusaha sebaik-baiknya meraih target yang diharapkan. Maka mereka mulai merancang pelajaran tambahan, try out, rekayasa nilai dan lain sebagainya.

Tentu saja para binatang yang keahliannya tidak sama itu semakin lama semakin stress. Mereka kehilangan gairah belajar. Elang sempat pingsan saat ujian berenang, tupai lebam-lebam sekujur tubuhnya saat ujian terbang, bebek bulu-bulunya rontok begitu juga rusa, katak dan binatang lainnya. Mereka justru kehilangan keahliannya masing-masing. Akhirnya justru para binatang tersebut tidak lulus semua. Mereka tidak lagi bisa hidup di lingkungan tempat mereka tinggal dulu. Dan akhirnya mereka mati.

Begitulah cerita sekolah binatang yang tidak jauh dari potret pendidikan kita saat ini. Dulu saat saya sekolah, masalah tidak lulus bukanlah hal yang besar. Tapi saat ini, sepertinya tidak lulus adalah suatu DOSA besar. Ini semua akibat tuntutan dari Negara yang melebihi kapasitas siswa.

Bila kita mau jujur, sistem pendidikan kita saat ini, jauh lebih menyeramkan dari cerita diatas. Dengan tuntutan yang tidak realistis, justru pihak pemerintah daerah hingga pengelola sekolah sampai muridnya menghalalkan segala cara, agar memenuhi target dari pemerintah pusat. Sudah menjadi rahasia umum bagaimana sekolah ikut ambil bagian dengan menyebarkan kunci jawaban dan segala macam cara lainnya yang tidak terpuji saat Ujian Nasional.

Lalu apa yang menjadi biang keladi dari kehancuran sistem pendidikan kita? Menurut Ayah Edi, ada beberapa hal :
1. Sistem yang tidak menghargai proses
2. Sistem yang mengajari anak untuk menghafal, bukan belajar dalam arti sesungguhnya
3. Sistem yang berfokus pada nilai
4. Sistem pendidikan yang seragam
5. Sekolah adalah institusi pendikan yang tidak mendidik (tapi sekedar mengajar)
6. Sistem pendidikan berbasiskan kelas dan teori
7. Sekolah yang menghakimi siswa dengan sistem perankingan (Sekarang sudah tidak ada lagi sistem perankingan)
8. Sistem pendidikan yang tidak bertujuan jelas
9. Sistem pendidikan yan berbasiskan tulisan – tidak berdasarkan realitas kebutuhan hidup dan Skill of life (terbukti ujiannya pun adalah ujian tertulis)
10. Pandangan yang rendah pada mata pelajaran non-eksakta
11. Maraknya sekolah unggulan, imersi dlsb Masih banyak lagi biang keladi yang bisa dijabarkan.

Maka ketika Pak Handoko, yang mempunyai akses ke jalur pendidikan di tingkat atas, menuliskan tentang perubahan kurikulum, membuat saya sungguh berharap perbaikan wajah pendidikan kita di masa mendatang.

Semoga…….

read more

Jumat, 12 Oktober 2012

Senandung Simfoni Musim Semi

Jumat, 12 Oktober 2012
0 komentar
Selamat pagi cinta…
Pagi ini matahari sedang malas
Mendung bergelayut di atas langit sana
Daun daun pun enggan menari
Dan angin pun tak hendak berhembus ….

Tapi cinta, aku di sini sedang bersenandung lirih
Menunggu sang kekasih menjemput ku
Ia berjanji, akan membawaku ke pematang dan hendak bergurau disana
Sambill menanti hujan membasahi kita,
Berlari di atas pematang,
Berteduh di bawah daun pisang,
Berdekapan dalam dingin hujan merenda kehangatan…

Cinta, aku masih bersenandung lirih
Karena tak mau suaraku nanti parau kau dengar
Dan iramanya pun masih sama dulu kemarin hari ini dan esok …
Sama ketika aku mengatakan ‘YA’ saat kau tanya
Hanya sajak-sajaknya saja yang kubuat makin indah …

Mengertikah kau cinta dan masihkah kau simpan ragu itu di bilik hatimu?
Semoga siang nanti saat matahari sudah tak enggan lagi menyapa,
Engkau sudah datang menjemputku
Aku mau duduk berdua dalam diam
Karena aku mau membiarkan hati kita bicara dan bercanda
Sambil tangan kita saling menggenggam erat,
Sambil mata kita saling memandang penuh rindu

Dan akhirnya…
Biarlah CINTA yg agung itu sendiri bernyanyi di bibir kita
Mengalunkan nada nada yang sama …

Cinta ..,
kutunggu engkau di sini…
Bersenandung simponi musim semi…
Bersama dalam renda asmara.



Semarang, 2011

Ketika cinta membawaku ke masa lalu dan ingin membawanya kembali ke masa kini….


read more

Cinta Dalam Hati

0 komentar
Cintaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…..
Aku tahu sepi tak bisa dibeli hanya dengan pelukan saja,
Tapi cinta, ingatlah slalu
Di bawah payung merah ini Engkau dan aku slalu bersama
Merenda hari – hari manis
Dengan kata – kata dan pelukan mesra
Ini cukup buatku mengerti indahnya asmara
Cukup untuk ku mengerti akan keagungan cinta
cinta yang tak pernah bisa memiliki cinta yang tulus dan sejati,
yang cuma bisa dirasa di hati…

Tapi….
Mungkin itu tak cukup buatmu ya, Cintaaaaaaaaaaaa?
Karena kutahu dirimu ingin menggenggamnya erat
menjadi pijar – pijar yang terasa hangat dan nyata bukan hanya dalam mimpi dan khayal saja….

Cintaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….
Sudah kukatakan padamu
bahwa akan kugenggam erat payung ini sampai engkau mengatakannya “CUKUP”
Kutahu, karena setelah itu kita tak kan lagi berlaridi pematang
tak kan lagi berteduh di bawah pohon pisang selagi hujan datang

Ah……
aku tak tahu apakah aku mampu
Tapi aku sudah berjanji padaNya
Inilah yang bisa untuk kulakukan
Saat kubisikkan padaNya bahwa aku jatuh cinta….

Cintaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….
Selalu ada air bening yang menggelantung di mata ini
Yang bercerita tentang perihnya memeluk angin
Ngilunya berdiri di tanah dingin yang meretak ini…

Tapi cintaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….
Tak perlu engkau khawatir
karena dengan mantap akan segera kuhapus jika bulir air itu sempat membasahi tanahmu…

Cintaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….
Di bawah payung merah ini
Kan kuingat dan kuperam selalu keindahan simfoni kita
Yang selalu kita senandungkan bersama
Meski lirih dan kadang tanpa suara….

Ah…..
Semoga….
Engkau….
Bahagia …

read more

Kutunggu Engkau Disini

0 komentar
Cinta….
Matahari telah memanggilku untuk menyapamu…
Memelukmu dalam pendar-pendar rindu segarnya pagi…
Jangan berdiri di sana dalam kebisuan malam sayang…

Karena di sini engkau bisa mendengar kicau dan gurau burung-burung pipit…
Mari berdansa bersama tarian daun-daun genit yang tersapu angin…
Kan kudendangkan selalu lagu cinta kita…
Kutunggu dirimu di sini cinta…

read more

Aku Malu

0 komentar
Aku malu…. …..
Karena aku selalu bercerita tentang cinta
Tapi aku selalu gagal memaafkan bahkan orang yang (pernah) kucinta

Aku Malu …..
Karena aku selalu berceloteh tentang keadilan
Tetapi aku tak ingin berbagi sekalipun itu pada saudara sedaging

Aku malu …..
Karena mengajarkan anak-anak berdoa
Tapi aku sendiri sering lupa untuk sejenak bersyukur dan menundukkan kepala

Aku malu …..
Karena aku selalu berdiskusi tentang carut marut dunia
Tetapi aku tak mampu memberi solusi

Aku malu …..
Karena ternyata aku cuma bisa berteriak
Tapi enggan mendengar dan berpikir menelaah segala hal yang terjadi

Aku malu… …..
Karena malaikat itu mengikutiku sambil membawa cermin di mukaku
Ingin kuusir dia agar aku leluasa bicara dan menuntut,
tapi ia hanya tersenyum terbang meninggalkan ku
Untuk kembali esok ketika aku bertingkah lagi

Ah…..
Aku malu

read more

Secangkir Teh Rindu

0 komentar
Cintaaaa …
Pagi tadi aku hidangkan secangkir teh dan capuccino di meja kita…
Meski engkau sedang tak berada di sisiku.
Tapi seperti biasa tetap kusajikan di sana…
Berharap hati kita tetap saling bicara Tentang segala keluh dan canda
Tentang sepi dan rindu yg membara

Cintaaaa..,
Cepatlah pulang….
Di sini ada cerita yang ingin kubagikan untukmu…
Ada senyum dan tawa yang menanti untuk kita sunggingkan bersama.,
Aku mau esok, capuccino yang terhidang di sana sudah dihirup pemiliknya Cintaaaa…
Secangkir teh yang kunikmati bersama tatapan rindumu dalam angan ini
Makin membuat tehku terasa nikmat dan hangat saja….
Ah…. Teh bertabur rindu ternyata nikmat juga….


read more

Senin, 17 September 2012

Doa

Senin, 17 September 2012
0 komentar
Aku seringkali marah dengan diriku sendiri yang kurang bahkan tidak punya waktu untuk Tuhan. Tapi toh Tuhan tetap mencintai aku. Inilah yang sering membuat aku merasa bersalah, berdosa dan lain sebagainya. Walaupun perasaan itu tidak juga membuat aku berubah untuk lebih banyak mempunyai waktu untuk Tuhan. Sampai suatu saat aku membaca buku SAAT TEDUH, yang memberiku pencerahan baru arti doa yang pas untukku. Tentu ini adalah pengalaman pribadiku. Dan aku pun yakin, bahwa pengertian doa bagi anda tidaklah sama dengan pengertianku. Ini tentu menyangkut banyak hal dan latar belakang dari kita masing-masing.

Saat Sekolah Dasar aku menimba ilmu di sekolah yang berbasiskan agama (Katolik). Aku ingat betul, guru agama mengajarkan definisi doa adalah bercakap-cakap dengan Tuhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, doa adalah permohonan, harapan, permintaan kepada Tuhan. Dan aku lebih suka dengan definisi doa yang diajarkan guruku. Karena di saat bercakap-cakap dengan Tuhan aku bisa memohon, meminta, merajuk bahkan mungkin marah dengan Tuhan.

Sebagai seorang Katolik, aku kerap kagum dengan teman-teman Muslim yang begitu disiplin dalam waktu berdoa. Demikian juga dengan teman-teman Kristen, yang begitu tekun dalam doa, dan betah sekali berdoa dalam hitungan jam. Aku yakin hidup kita dimulai dari kebiasaan. Dan sungguh, bagian terberat itu adalah membiasakan diri untuk hal yang baik. Dalam hal doa, aku kurang mempunyai kebiasaan yang baik. Mungkin karena aku menyepelekan, bahwa Tuhan adalah Bapaku yang baik, yang sangat mengerti anaknya yang malas ini. Dan bagiku, setiap saat aku bisa saja berbincang-bincang Tuhan.

Namun, kemalasanku itu juga sering menjadi pertentangan batin. Aku sering berpikir, betapa aku keterlaluan pada Tuhan yang sudah begitu baik memelihara aku. Aku kurang mempunyai waktu khusus bagiNya. Perasaan bersalah ini menjadi sedikit terobati ketika pencerahan itu terjadi. Tepatnya setelah membaca SAAT TEDUH yang berjudul PERCAKAPAN TIADA HENTI (SAAT TEDUH edisi September – Oktober 2012). Penulis renungan itu mengambil ayat 1 Tes 5:17 yang bunyinya “Tetaplah berdoa.”

Penulisnya mengatakan demikian : “Jika aku bahkan tidak ingat berdoa sebelum makan, bagaimana aku dapat berdoa tiap saat?” Lalu ia mengilustrasikan saat memetik buah, dia menyadari tengah berbicara dengan Tuhan. Memang bukan suatu doa yang formal, melainkan lebih seperti berbincang dengan teman tentang betapa ia bersyukur atas buah yang tumbuh di ladangnya. Ia pun kemudian menyadari hal yang sama saat mencuci piring, atau saat menyetir. Suatu percakapan sederhana tentang apa saja yang ada dalam pikiran. Dan akhirnya sang penulis menyadari bahwa percakapan dengan Tuhan, dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja. Tuhan datang saat perasaan kita tersentuh. Kadang, ia mendengar Tuhan berbicara melalui ucapan seorang teman. Juga dari sapaan-sapaan yang menyentuh. Ya, bukankah sesama kita adalah representasi Tuhan yang hidup dan nyata ????

Pencerahan ini sungguh melegakan diriku yang sering malas berdoa. Ternyata, saat aku bersyukur, saat aku memikirkan, saat aku berbuat kebaikan pada sesama, saat aku sedang susah dan saat aku tersentuh hal yang menyedihkan ternyata adalah saat aku berbincang-bincang dengan Tuhan. Aku cukup memperbaiki sikapku, agar lebih terbuka dan mengucapkan hal-hal yang baik saja. Agar sungguh apa yang keluar dari pikiran, mulut dan hatiku adalah pujian bagiNya. Mengutip kata penulis renungan tersebut : “Aku masih bergumul, tetapi belajar “berdoa tiada henti” meneguhkanku untuk terus membangun hubungan yang intim dengan Tuhan.” Bagaimana dengan anda??????

Semarang, 13 September 2012
Saat hidup kadang terasa berat

read more

Minggu, 24 Juni 2012

Kutitipkan Rindu Ini di Ujung Pelangi

Minggu, 24 Juni 2012
0 komentar
Telah kukatakan padamu,
bahwa rindu ini ingin kutitipkan di ujung pelangi

Agar aku tak lelah menjinjingnya tiap hari

Dan ketika langit menurunkan hujan
juga matahari merangkai MEJIKUHIBINIU : merah jingga kuning hijau biru nila dan ungu
aku kan kembali menikmati keindahan rindu itu di tangga pelangi...

Hingga angin menyapunya pergi ...

Smg, 21 Juni 2012
1 menit sebelum berganti hari..

read more

Selasa, 12 Juni 2012

Cara Tuhan Membentuk Anak-AnakNya

Selasa, 12 Juni 2012
0 komentar


Orang yang paling bahagia tidak selalu memiliki sesuatu yang terbaik dalam hidupnya, tapi berusaha menjadikan setiap yang hadir dalam hidupnya menjadi yang TERBAIK..

Kasihmu dibentuk bukan saat kau ada di tempat dimana kau menjadi pusat perhatian, tapi di tempat dimana ada penolakan..

Pengharapanmu dibentuk bukan saat kau berada dalam suatu kepastian, tapi di saat kau berada dalam keraguan..

Imanmu dibentuk bukan saat kau berada dalam kenyamanan, tapi di saat kau berada dalam penderitaan..

Begitulah cara Tuhan membentuk anak-anakNya, karena dalam kelemahanmu lah kuasa Tuhan menjadi sempurna..


Romo Charly Crova

read more

Jumat, 08 Juni 2012

Marah Dan Benci

Jumat, 08 Juni 2012
0 komentar


Tuhan telah mengilhamkan kepada manusia dua hal yang hakiki dalam hidup ini : Keburukan dan kebaikan. Seringkali kita hanya terfokus pada kebaikan saja tanpa mengerti betapa berartinya keburukan itu.

Marah dan benci adalah hal yang dianggap buruk. Secara kasat mata kita bisa menilainya sebagai hal yang buruk. Sebaliknya, cinta seringkali kita anggap sebagai hal yang baik. Namun demikian, sesungguhnya kedua hal ini bisa berubah. Yang baik menjadi buruk, dan yang buruk menjadi baik.

Menurut kitab suci, semua hal yang dijadikan Tuhan itu baik adanya. Marilah kita melihat bagaimana marah dan benci bisa menjadi suatu kebaikan.

Kita ambil contoh : air, angin dan api adalah hal baik. Bahkan kita sangat membutuhkannya bagi kehidupan. Tetapi ketika kita tidak mampu mengelolanya hingga kita mampu memahami kapan kita harus menerapkannya dan kapan kita harus menghindarinya, maka mereka bisa berubah menjadi bencana atau malapetaka.

Senjata api, alcohol dan obat bius adalah hal yg buruk yg perlu kita hindari, tapi ketika kita memahami sifat, habitat dan kegunaannya, mereka justu dapat  menolong kita dan bermanfaat.bagi banyak hal.

Senjata api bisa menjadi penolong saat kita berhadapan dengan penjahat, obat bius dapat membantu kita mengatasi rasa sakit atau saat operasi begitu juga halnya dengan alcohol.

Artinya, saat kita memandang suatu benda atau sifat seseorang dan memberikan penilaian bahwa benda atau sifat itu buruk atau jelek, sesungguhnya, kita belum memahami sifat dan manfaaat yang terkandung di dalamnya.

Segala yang terasa dalam jiwa sebenarnya bukan disebabkan hal-hal atau benda-benda yang ada di luar jiwa kita, juga bukan karena sifat yang menyertainya. Hal itu semata-mata karena kemampuan kita mengelola rasa dan jiwa kita.

Kenistaan bukan karena sifat benci dan marah yg ada, semua karena kurangnya pemahaman kita pada sifat-sifat tersebut diatas

Apa jadinya ketika seorang anak yang melakukan kesalahan justru kita puji? Atau kita diam saja ketika orang yang kita sayangi digoda atau dilecehkan orang?

Setelah kita mengetahui manfaat marah, benci dan sederet hal buruk lainya haruskah kita kubur dan kita bunuh hal – hal tersebut dari kamus jiwa kita ?

Bukan orang yang melakukan hal-hal buruk yang harus kita benci, tapi kita harus marah dan benci pada hal – hal buruk itu sendiri.

Susah????

Iya betul, saya juga susah mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tapi saya berjuang terus supaya saya bisa mengelola perasaan marah dan benci itu, menempatkannya pada tempat dan waktu yang tepat sehingga perasaan itu sungguh bermanfaat, setidaknya bagi diri saya sendiri.



Semarang 8 Juni 2012



read more

Sabtu, 02 Juni 2012

Rejeki (Walau Salah Alamat) Nomplok

Sabtu, 02 Juni 2012
0 komentar
Each new day is miracle in progress. Demikianlah sebuah pepatah yang selalu kuingat saat Bapak harus bertarung melawan kanker. Diajarnya aku untuk selalu bersyukur dengan cara mencari 1 saja kebaikan Allah di sepanjang hari itu, dan di penghujung hari sebelum mata ini mengajak tubuh beristirahat, untuk akhirnya mengucapkan terimakasih atas segala kebaikanNya.

Kiranya pepatah tersebut pas sekali untuk renungan kali ini.

Sebuah kisah sederhana dari seorang office girl di tempatku bekerja, sungguh membuatku tak mampu berkata-kata dan hanya mampu bersyukur serta berucap : Sungguh besar Allahku, melebihi segala perkara dan persoalan yang tak dapat aku tanggung.

Mbak Yati, adalah nama office girl di tempatku bekerja. Orangnya ramah, ceria dan lucu. Suaminya bekerja di kantor yang sama sebagai buruh. Ia dikarunia 3 orang anak laki – laki yang semuanya masih bersekolah. Hari – hari belakangan ini kisah hidupnya dipenuhi dengan cerita pilu. Dari ibunya yang sakit keras, dan harus dirawat di rumah sakit, hingga akhirnya meninggal dan menyisakan setumpuk hutang sampai ia harus menjual rumahnya dan mengontrak. Sehari – hari untuk menambah penghasilannya Mbak Yati juga berjualan jajanan untuk orang – orang kantor.

Suatu hari, ia pingsan. Mungkin karena kelelahan dan beban pikiran hutang, kebutuhan hidup sehari – hari dan sekolah anak – anaknya. Sampai yang seharusnya ia rawat inap, tetapi karena bingung dengan biaya, ia menolak untuk dirawat. Kegigihannya berdamai dengan segala kesusahan serta mengabaikan rasa sakit sungguh membuatku kagum.

Selang satu minggu setelah sakit, ternyata kesusahan belum juga mau berbaik hati dengannya. Sore itu seorang anaknya ingin jajan bakso, entah apa sebabnya ia justru membuat kesalahan yang membuat gerobak tukang bakso tersebut rusak, dan akhirnya Mbak Yati harus mengganti rugi. Ada – ada saja kejadian yang menimpanya. Namun tetap saja Mbak Yati mampu menceritakan kesedihannya dengan tawa yang juga disertai air mata.

2 hari yang lalu, seperti biasa sebelum masuk ke ruang kerja ,aku mampir ke dapurnya untuk membeli makanan kecil jualannya. Kulihat tangan Mbak Yati bengkak. Saat kutanya, ia bercerita bahwa semalam, setelah sholat, ia merasa pusing dan terjatuh. Jarinya terplintir. Duhhhh Mbak Yati…

Siang tadi saat makan siang, Mbak Yati bercerita,

“Bu Meita, wah bener lho bu. Alloh itu baik. Kemarin, pulang kantor, jualan nasiku kan masih tiga bungkus. Bayangkan bu. Lha kok aku di jalan ketemu orang bawa gerobak sampah. Dibelakangnya anaknya merengek,
“Pak ngelih (Lapar). Maem Pak.”
“Aku kan gak tega ya bu, aku kasih saja nasi bungkus tadi ke Bapak itu. Padahal aku juga gak punya lauk di rumah. Dan keuntunganku hari itu cuma lima belas ribu. Pikirku nanti nasi itu mau aku makan. Tapi lihat anak tadi aku kasihan. Lihat mereka seneng aku jadi seneng banget bu.“

“Di jalan, aku berhenti sebentar bu, rasanya tanganku masih sakit. Mau naik becak mahal padahal badan ini rasanya sudah enggak kuat. Eh lah kok malah ketemu tetangga, nawarin tumpangan. Adhuh maturnuwun Gusti.”

“ Terus to Bu Meita, sampai di rumah anakku minta bakso. Tadi uangku yang lima belas ribu aku kasih empat ribu buat beli bakso. Tinggal sebelas ribu. Aku mau masak lha kok gas ku habis. Wah aku bingung bu, makan apa malam ini.”

“Tiba-tiba saja kok ada orang ketuk rumah, mengantar makanan. Lalu aku tanya dari siapa. Kata orang yang mengantar itu, dari Pak Mursid. Aku bingung bu, wong aku ndak kenal. Tapi orang yang mengirim makanan itu memaksa menerima bancakan itu. Ya sudah dalam hati aku bersyukur, dan bilang : Ini rejeki. Waktu aku buka bu, isinya woalah kayak memberi Lurah, saja. Lengkap dan banyak banget bu. Ada pisang sesisir, ada jajanan, ada ayam utuh. Wah luar biasa.”

“Setelah orangnya pulang, aku kejar anakku yang sedang menunggu bakso. Nang … Nang, ora usah tumbas bakso. (Nang= panggilan untuk anak laki-laki., gak usah beli bakso). Itu ada kiriman makanan banyak. Uangnya buat beli gas saja ya. Dengan terpaksa anakku pulang sambil cemberut. Tapi setelah lihat isi dus, dia semangat. Terus bilang, wah ibu dapat darimana kok makanannya enak-enak.”

“Terus, tadi pagi, aku belanja di tetangga rt sebelah. Ternyata namanya Mbak Yati. Dia seorang mandor pabrik. Selama ini aku panggilnya nama suaminya. Dia bercerita, bahwa kemarin nunggu – nunggu bancakan dari temannya. Lha aku kan jadi deg-degan. Aku nunggu sepi, terus aku bilang, bu kemarin saya terima bancakan. Lha saya tidak tahu ibu namanya sama dengan saya. Sebetulnya saya juga sudah tidak mau terima, tapi yang mengirim memaksa bu. Ya sudah saya terima. Maaf ya bu.”

“Bu Meita, untung, orangnya enggak marah. Malah bilang, nggak apa – apa Mbak Yati, itu rejekinya Mbak Yati. “

“Wah legaaaaaaaaaaaaaa sekali, Bu Meita. Tuhan sudah mengatur rejeki buat saya walau rejeki salah alamat.”

…………………………………………………………………………………………

Sedikit pun aku tak mampu berkata- kata mendengar cerita Mbak Yati. Bulu kudukku sampai meremang, mataku pun berkaca-kaca. Aku hanya mampu berucap dalam hati, Ya Tuhan, Engkau mampu membelokkan rejeki buat orang yang sudah mau berbagi dalam kekurangannya. Sungguh ajaib Tuhanku……..







Semarang, akhir Mei 2012...
Bulan penuh rahmat untuk belajar

read more

Minggu, 20 Mei 2012

Rindu yang Tak Pernah Berubah

Minggu, 20 Mei 2012
2 komentar
Kemarilah...
Duduklah di sampingku...
Rasakan rindu yang tak pernah berubah
Dahulu hingga kini..

Genggamlah jemari ini
Dan kau akan mengerti
Nada yang tak berbunyi,
Juga huruf yang tak sempat menjadi sandi ...

Disini...
Aku menunggu bersama sepi
Sang teman sejati



Smg, malming 19.05.12

read more

Embun Pagi - Semangat yang Pergi

2 komentar
Selamat pagi embun pagiku,
Sengaja tak kupakai kata “Semangat pagi” Seperti yang kau ajarkan Karena demikianlah suasana hatiku
 Ahhhh…. Setelah terik merampasmu dari dedaunan
 Dan enggan menjatuhkannya ke tanahku
Semangat itu serasa terbang

Tapi, Aku selalu berusaha Melakukan seperti hal yang engkau teladankan
: Iklas saat mesti jatuh ke tanah
 Aku akan terus mendaraskan mantra yang selalu kau bisikkan :
 “Iklas dan Memberi” Walau sulit bagiku melakukannya
 Aku akan selalu berusaha….

Embun pagiku,
Walau aku merasa kehilangan pendar bening dan sejukmu
 Tapi seperti katamu, Tetesmu telah meresap ke hatiku
 Dan telah mengalir dalam darahku
Aku berharap walau kesegaranmu melemah di nadiku….
Subuh kan kembali menurunkanmu ….
Esok …
Esok
dan
Esoknya lagi……



#Rindu embun pagi Edisi Mei – 19.05.2012 – 23:28

read more

Kamis, 17 Mei 2012

Aku Tak Mau

Kamis, 17 Mei 2012
0 komentar
Mas,
Ini sekedar ungkapan hatiku
Hati yang masih terus belajar
Hati yang ingin tumbuh menjadi dewasa

Aku pun tak mau terus terkukung dalam kepompongku
Juga tingkahku yang mungkin menjemukanmu

Mas,
Kalaupun mas lelah dengan sikapku
Aku tak mau jauh dari senyum dan kehangatanmu

Mas, aku tak mau jauh darimu...

read more

Selasa, 15 Mei 2012

Rahasia Hati

Selasa, 15 Mei 2012
0 komentar
Sedang kubaca puisi rindumu
Di batas waktu dan cakrawala
Yang selalu saja membisu

Dan aku tak tahu warna puisimu sesungguhnya
Putih, hitam atau abu-abu?
Andai saja pelangi mau
Membisikkan rahasia ruang hatimu
Aku tak perlu terombang-ambing
Di pusaran ombak rindu tak bertepi ini


Semarang, 3 Maret 2012

read more

Mas Kris

0 komentar
Mas Kris,
Aku tahu aku tak pantas menerima cintaMu

Tapi Mas......
Aku pun tahu bahwa :
Engkau datang untuk orang berdosa
Macam aku ini.....
Engkau tak datang buat orang yang suci dan sok suci itu

Biarlah hatiku berlega sedikit
Karena aku selalu boleh merasakan cintaMu

Mas, Besok perjamuan terakhir
Akankah Engkau mengundangku Duduk bersamaMu????
Sedang seringkali aku mengabaikanMu

Mas, Undang aku ya....
Biar ku buka hatiku untukMU

Mas... Aku ingin membasuh kakimu saja...
Boleh kan???

read more

BER(k)AT

0 komentar
Saat hidupku terasa berat
Aku akan menambahkan huruf K ditengahnya
Dan berharap mukjijat Paskah
Saat batu kuburNya terguling
Demikian juga batu kegelapan hidupku
Meneroboskan secercah terang bagi sesamaku....

Selamat paskah, sahabat Bersinarlah hidupmu....selalu


Meita n fam

read more

Sejauh Doa

0 komentar
Sejauh doa, itulah diriMU, Mas
Ketika raga dan jiwa ini tiada daya
Hanya hening dan kata tanpa suara
Tlah mampu tarikku dalam pelukMU

Mas, aku rindu ...

read more

RIndu

0 komentar
Mendekatlah...

Sentuhlah...

Kecaplah...

dan ...

Rasakanlah...

Rindu yang tak berwujud
Namun ada ...
Kusimpan di ruang hati

read more

5 Mei

0 komentar
Lebih dua dasawarsa telah kita lewati bersama
Menapaki jalan penuh kerikil tajam
Berlayar di samudra berombak deras
Dan terkadang, terbang di langit cerah tak berawan.

Aku mencintaimu, itu pasti!
Tapi,
Hari ini, secara khusus aku ingin memohon kepadaNYA...
"Agar aku bisa mencintaimu dengan cinta yang dulu :
Cinta yang penuh gairah dan debar nan indah,
Cinta yang belum tergerus rasa KECEWA DAN SAKIT HATI"
Karena diantara kita ada 4 buah cinta,
yang hadir dan telah dipercayakanNYA pada kita.

Engkau tetaplah anugerah terindah
Dan keluarga kecil kita adalah taman bunga dan surga bagiku.

Aku ingin terus mencintaimu
Mencintai dengan cinta yang sama,
Bahkan andai kumampu, aku ingin mencintaimu lebih.

Ya, aku sadar!
Cinta tanpa luka takkan terasa manisnya...

Akan slalu kuingat janji yang telah terpatri di altar suci :

"Setia dalam duka dan suka
                    malang dan untung
                    sakit dan sehat"


Di usia perkawinan yang makin renta dan rapuh,
Hanya cintaNYAlah sumber mata air Serta roti hidup
Bekal dalam peziarahan kita.

Terimakasih telah menemani,
Terimakasih telah menopang
Dan terimakasih telah menjadi bahu untuk bersandar ...


Ajari aku : Mencintai kekuranganmu
Selalu bersedia bahagiakanmu
Apapun terjadi Kupastikan ku ada…(untukmu) – (song by Once)

read more

Mengais Semangat Yang Tercecer

0 komentar

Ini adalah statusku di sebuah jejaring sosial, saat aku merasa terbanting oleh idealisme yang tak dapat aku penuhi. Beruntung aku selalu mempunyai sahabat-sahabat yang baik, yang selalu menjadi malaikat penolong yang dikirimkan Tuhan untukku.

Celoteh dan komen-komen sederhana, sungguh mampu membuat bibir ini tersungging, dan hati ini menertawakan kekerdilan diri serta kecengengan yang seharusnya tak kulakukan. Kata para bijak,
"Dalam kelemahanku nyatalah kekuatanNYA”

Dan memang demikianlah adanya. Dalam ketakberdayaan serta keterbatasanku sebagai manusia yang seringkali merasa super, mampu melakukan segalanya, dan ingin segala sesuatu sempurna, aku justru merasa lemah dan kehilangan semangat.

Sudah dua bulan ini, aku tak mempunyai pembantu. Setelah dia, yang 20 tahun mengabdi pada keluargaku menemukan belahan hatinya dan memutuskan untuk menikah. Hal ini dibarengi, asisten pengajarku juga mendapat pekerjaan yang lebih baik. Bukan cuma satu orang, tapi dua sekaligus. Jadilah aku berusaha tampil sebagai seorang super woman. Aku menjanjikan pada para muridku bahwa aku akan tetap mendampingi mereka dengan berbagai persyaratan ini itu, antara lain mereka harus membuat janji dulu denganku, bla bla bla.

Bukan cuma itu. Aku juga menolak menggunakan mesin cuci untuk meringankan pekerjaan rumah, karena aku anggap mesin pintar itu cuma sekedar mesin penggiling, sedangkan jasa laundry aku anggap jorok, tidak bisa menjamin kesterilan dlsb.

Bisa dibayangkan, aku berangkat kerja pukul 7 pagi, pulang dan tiba di rumah pukul 5 sore. Di rumah, sudah menunggu murid-muridku. Mereka belajar hingga pukul 7 malam. Lanjut jika ada yang meminta les di rumah aku langsung meluncur ke rumah mereka hingga pukul 20an. Tiba di rumah, di hari-hari tertentu rumahku dipakai untuk latihan paduan suara hingga pukul 22. Sungguh kadang aku merasa tenaga dan pikiranku terkuras. Sebetulnya hal ini tak terlalu menjadi beban, jika saja asisten ditempat usahaku yang satu lagi tak bermasalah.

Sudah 2 minggu ini orang tuanya opname. Tentu saja para orang tua itu mengeluh. Hal inilah yang membuat semangatku tercecer. Idealismeku, untuk komitmen yang telah kujanjikan serasa kuabaikan. Aku sungguh kecewa pada diriku sendiri yang tak mampu memberikan pelayanan yang terbaik.

             Dalam keputus-asaanku, aku menulis status tersebut diatas. Pak Handoko, motivator dan inspiratorku memberi komen sederhana yang membuatku terperangah.

“Tema bagus untuk jadi tulisan, besok jadi ya!” tulis Pak Handoko dalam komennya.
“Jiah, hadhoh lha wong ini aja sendang nglokro kok malah suruh nulis,” begitu balasku.
“Mosok, orang hebat bernama Nur (Demikian teman-teman Baltyra meledekku) kok mau hanya jadi pengganti si mbak. Lha sejak si mbak nikah kok gak pernah menulis. Saya pikir cukup puas jadi sulihnya.”

Komen sederhana penuh motivasi ini membuatku tersenyum dan menertawakan diriku sendiri. Betapa bodohnya aku yang begitu cengeng dan mengasihani diriku sendiri. Aku bersyukur mempunyai teman-teman dan sahabat-sahabat yang selalu menghiburku. Tuhan selalu mengirimkan malaikat penolongku.

Dalam ketidak berdayaanku, justru aku menemukan sesuatu yang indah : KekuatanNya yang luar biasa dan maha dahsyat. Indah sekali rasanya, menyadari betapa aku selalu ditopangNya, dihiburNya. Senyum kecil yang tersungging dibibirku ternyata mampu mengubah dan mencerahkan pikiranku.

Aku mulai menyusun rencana-rencana yang aku harap bisa berjalan dengan baik. Aku menyadari bahwa aku tak sempurna, tapi aku telah berusaha untuk memegang komitmen ditengah segala keterbatasanku.

Terimakasih untuk sahabat-sahabatku yang telah memberi semangat, yang meminjamkan bahu untuk sekedar bersandar. Aku bahagia memiliki kalian. “That’s friends are for”



Semarang, 24 April 2012

read more

Mbangun Tresno

0 komentar

Judul diatas terinspirasi komen pak Handoko di artikelku : Mencintai, Dicintai dan Jatuh Cinta adalah Anugerah. Begini katanya :

            “Meita, jatuh cinta itu mudah. Yang sulit adalah mbangun trisna.”

Yup! 100% setuju! Banyak orang yang mudah sekali jatuh cinta, tapi gagal untuk membangun cinta itu menjadi suatu bangunan yang indah, membuatnya menjadi suatu kediaman yang nyaman bagi keluarga kecilnya.

Banyak tips yang disediakan agar rumah tangga bahagia, sakinah mawardah dan waromah. Tetapi tiap hari, masih saja banyak sidang perceraian atau juga pasangan yang pisah ranjang.

Mbangun tresna tak seindah saat kita jatuh cinta. Memelihara cinta, seperti merawat anak, tanaman dan binatang peliharaan kita. Tak cukup hanya cinta, diperlukan kesabaran, ketelatenan dan masih banyak lagi komponennya. Dan itu pun tergantung kebutuhan masing – masing, alias sangat situasional.

Seringkali pasangan merasa malas merawat kemesraan. Pada kenyataannya hal mendasar yang membuat cinta begitu indah adalah kemesraan. Itu buat saya lho. Entah buat anda. Kita ingat saja saat berpacaran dahulu, kita tidak malas membuat hal – hal kecil yang menyenangkan buat pasangan kita. Juga komunikasi yang intens sangat diperlukan.  Kedua hal ini menjadi bumbu penyedap dalam kehidupan perkawinan. Percayalah, perkawinan tanpa kemesraan dan komunikasi seperti halnya masakan yang hambar tanpa garam. Sekedar untuk dimakan mengatasi rasa lapar.

Sekedar sharing saja, suamiku bukanlah orang yang romantis.  Dulu kami sering berselisih paham, karena sifatku yang manja, ingin selalu diperhatikan. Sedangkan dia menganggap hal itu tidak penting. Cinta tidak perlu diungkapkan dengan kata-kata. Cukup perbuatan saja. Tapi buat aku itu tak cukup. Walau demikian aku tak lelah bersikap mesra dan manja padanya.

Belakangan, di usia perkawinan kami yang makin matang, dan di usianya yang mulai merayap senja, ia mulai menyadari, pentingnya kemesraan. Ia sekarang yang sering minta perhatian. He he he……….Untunglah, ia punya kesadaran begitu. Ia takut aku diperhatikan orang lain. Xixixixi…………
Hmmmmm senangnya.,,,

Suamiku menyadari aku punya banyak teman. Memang dari kecil justru kebanyakan temanku adalah laki-laki. Inilah hal yang dikhawatirkannya. Untunglah, aku selalu dikelilingi teman-teman yang baik, mereka menyayangi aku. Aku tak munafik, bahwa aku ataupun sahabat-sahabatku ini tak pernah saling jatuh cinta. Tapi, selalu aku maupun sahabat-sahabatku ini kembali pada hakikat dan komitmen hidup kami masing-masing. Persahabatan atau rasa yang ada sebatas untuk mendewasakan dan melewati proses hidup yang memang harus dijalani sesuai dengan karkter dan pribadi masing-masing. Namun manusia sejatinya, dihargai karena dia mampu memegang komitmen dan kehormatannya hingga akhir hayatnya. Semoga aku juga selalu mampu menjaganya… Amin.

Kembali pada MBANGUN TRESNA. Seperti yang kusampaikan diawal, cinta itu seperti tanaman yang suatu saat bisa layu, atau bahkan mati terserang hama, dan akhirnya bersemi kembali karena dirawat dengan baik. Kita sering lupa, bahwa demikianlah cinta kita. Tanpa perawatan yang memadai, pastilah cinta itu akan seperti mayat hidup jika tak mau dikatakan mati.

Nah, sudahkah anda mbangun tresna, merawat cinta anda agar tetap subur, indah dan selalu bersemi, berbunga tiap hari???? Ha ha ha ha….. Kalau aku sih tidak muluk-muluk. Karena sebenarnya hidup adalah suatu proses. Ada up and down. Tinggal kita mau membuat proses hidup itu memiliki arti atau hanya sekedar hidup yang monoton sia – sia.

Akhirnya aku mau mengajak anda semua : yuk Mbangun Tresna! Yuk mesra, yuk saling memperhatikan, yuk saling memahami dan selalu memaafkan … silahkan tambahi sendiri ya………………..!!!!!


Salam penuh cinta untuk anda semua, sahabat-sahabatku!
Semarang 30 April 2012





           

read more

Kaukah Itu?

0 komentar
Kaukah itu ?

Yang menyelinap di pagiku
Lalu mencuri embun
Menyeret awan dan membiarkannya menudung langitku
Hingga gerimis menjadi hujan badai?

Hmmm tak apa...
Akan kutunggu matahari mengintip
Dan menorehkan pelangi
Juga menjatuhkan kembali embun,
di tanahku....






read more

Mencintai, Dicintai dan Jatuh Cinta Adalah Anugerah (Bag. II)

0 komentar

Hidup adalah proses belajar yang terus menerus dan tiada henti. Dan pelajaran yang paling menarik dalam hidup adalah Cinta. Ini sih buat aku. Ha ha ha ha…

Cinta menjadi topic yang selalu indah dan tak pernah habis diceritakan. Aku sungguh tertarik sharing seorang biarawan tentang cinta. Dimana dalam imamatnya ia jatuh cinta. Sungguh merupakan suatu perjuangan yang indah ketika menikmati saat mencintai, dicintai dan jatuh cinta. Menjadi luar biasa ketika ia mampu mengendalikan rasa cinta EROS dan meningkatkannya menjadi cinta yang luhur yaitu cinta AGAPE.

Cinta eros adalah cinta romantis, di mana gairah dan fantasi sering menguasai hidup dan kepribadian mereka yang terlibat. Dalam proses cinta Eros ini, kehidupan serasa hanya terpusat pada sang kekasih. Biasanya orang yang sedang mengalami, membayangkan kisah seperti di film dan novel romantis. Tapi eros bukanlah cinta yang kekal, karena cinta ini tumbuh dari emosi dan keadaan. (Spin yarn – Wiki Pedia)

Ada juga yang disebut Cinta FILLA. Cinta FILLA ini, adalah cinta yang saling memberi dan menerima, berkomunikasi serta bekerja sama. Contoh konkrit dalam cinta semacam ini adalah dalam suatu persahabatan, atau juga dalam institusi perkawinan. Ada “take” and “give” – memberi dan menerima.

Tingkat cinta yang terluhur adalah Cinta AGAPE. Cinta dalam tingkat ini adalah cinta yang tak bersyarat. Dalam tingkatan cinta AGAPE ini, orang memberikan dirinya, tetap mencintai orang yang tak pantas dicintainya. Inilah yang dilakukan oleh Sang Maha Cinta. Mencintai manusia tanpa syarat, tetap memberikan apa yang diperlukan, walau manusia tak pantas dicintai.

Kembali pada masalah mencintai, dicintai dan jatuh cinta adalah anugerah, seringkali aku bertemu dengan orang yang tak bisa mencintai. Juga aku cukup banyak menemui orang yang tak dicintai (oleh orang yang diharapkannya). Sering mereka merasa hidupnya tak berarti. Dan lebih tragis lagi adalah orang yang tak pernah jatuh cinta.

Wow! Kalau sampai ini terjadi, aku cuma bisa mengatakan : “malapetaka”. Jatuh cinta sungguh merupakan suatu anugerah. Indahnya saat berdebar-debar, terbayang-bayang saat dikecup orang yang dicintai ha ha ha ha………

Adakah diantara anda belum pernah jatuh cinta……? Paling tidak, sekali saja anda harus mengalaminya. Ha ha ha ha……(Ini bukan aliran sesat lho!) Dalam proses kehidupanku, akupun juga mengalami masa-masa jatuh cinta, mencintai dan dicintai. Pernah suatu ketika seorang teman mengatakan, wah kamu ini puber kedua ya? Aku cuma tertawa dan kukatakan padanya, setiap hari, setiap waktu aku jatuh cinta, jadi mungkin aku ini sedang puber terus, ha ha ha ha.

Adakah yang salah dari mencintai, dicintai dan jatuh cinta? Menurutku sih tidak. Menjadi salah kalau kita mengabaikan komitmen hidup kita. Maksudnya adalah ketika kita sudah terikat dalam suatu komitmen pernikahan atau hidup membiara namun kita melanggarnya dan melupakan apa yang telah menjadi pilihan hidup kita. Pada dasarnya cinta membuatku bersemangat dan hidup. Aku mengendalikan perasaan cinta itu dan membuatnya menjadi proses yang indah dan sempurna, menjadikannya suatu semangat untuk lebih mencintai pasanganku. Hal ini membuat aku merasa beruntung karena Tuhan memberi anugerah terindah dalam hidupku : Suami dan anak-anakku – keluarga kecilku.

Di usiaku sekarang ini, aku sungguh merasa bahagia : Mencintai, Dicintai dan Jatuh cinta….. What a blessing!




Semarang, 27 Maret 2012


read more

Kemarilah

0 komentar
Kemarilah...
Wahai pelangi hati...
Mendekatlah,
Biar ku sentuh satu persatu warnamu yang ceria, sendu juga pilu ..

Aku tahu
Meski kadang matahari enggan menorehkan kuasnya dilangitku
Juga titik air malas membiaskan warnanya,
Tapi, percayalah!
Telah kusediakan buatmu ruang,
Di batas cakrawala hatiku ....

Kemarilah ...!

read more

Belajar dan Belajar

0 komentar

3 tahun sudah anakku bersekolah di sekolah berasrama. Letaknya di kota Muntilan, dan nama sekolahnya adalah SMA Pangudi Luhur Van Lith.

Dalam proses belajarnya sekolah mempunyai beberapa program besar “Belajar di luar kelas” : 1.Live In atau bisa juga disebut home stay. Program ini dilaksanakan saat siswa kelas X. Dalam program ini anak-anak belajar hidup, mengalami situasi yang dalam hal ini adalah situasi kemiskinan desa. Kemiskinan di desa tentu tidak sama dengan kemiskinan di kota . Kemiskinan di desa (yang saya maksud disini adalah desa dekat-dekat Muntilan dan Magelang) biasanya, walau mereka miskin tetapi untuk makan tiga kali mereka masih mampu, tinggal mengambil apa yang ada di sekitar rumah. Tahu sendirilah Indonesia kan kaya raya.

2. Retret Kesadaran dan Keterlibatan Sosial. Program sekolah ini dilaksanakan biasanya saat mereka kelas XI, saat kakak-kakak kelasnya sedang menghadapi Ujian Nasional/Sekolah. Untuk Program ini, sekolah menggandeng Orang tua murid yang disebut FKMPP dan alumnusnya yang tergabung dalam PAVALI, di Kota Besar sekitar Muntilan : Yogyakarta, Solo, Semarang , Magelang, dan Temanggung.

Kebetulan (dulu) aku sebagai koordinator untuk kota Semarang , ikut ambil bagian dalam program ini. Dalam program ini siswa diajak untuk berbela rasa pada kaum miskin, lemah, tersingkir serta difabel atau cacat. Biasanya sekolah membuat evaluasi terhadap sikap, sifat dan perilaku anak selama di asrama. Kemudian, mereka akan diolah dalam beberapa kriteria. Misalnya saja Pengolahan hati, artinya, anak dinilai kurang memiliki kepekaan, sehingga mereka perlu diolah hatinya. Untuk pengolahan hati biasanya mereka kami titipkan di Panti-Panti Asuhan atau rehabilitasi. Pengolahan yang kedua, adalah Fisik. Dalam pengolahan ini biasanya siswa dinilai kurang giat, sehingga perlu untuk diolah fisiknya, belajar pada kaum miskin, sulit serta kerasnya hidup sehingga mereka tak mudah berpangku tangan.

Pengolahan yang ketiga, adalah Ekonomi. Dalam pengolahan ini biasanya siswa dinilai kurang mampu mengelola uang. Mereka akan dititipkan pada orang-orang miskin, agar mampu, mengalami, melihat dan akhirnya berefleksi betapa berharganya uang sehingga mereka tidak mudah menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang kurang berguna. Rambu-rambu yang diberikan sekolah kepada kami untuk membantu mencarikan tempat-tempat itu adalah bahwa keluarga yang akan diikuti adalah keluarga miskin, rumahnya diharapkan tidak mempunyai elektronik yang mewah dan lantainya tidak keramik. Rumahnya tipe sangat sangat sederhana. Namun dalam pencariannya, karena di Semarang kami dititipi 50 anak, dan tidak mungkin mencari sebegitu banyak tempat yang sesuai harapan sekolah, maka pasti ada saja yang sebenarnya tidak masuk criteria.

3. Orientasi Pekan Profesi Dalam Orientasi Pekan Profesi ini, biasanya siswa akan ikut orangtua yang sudah mapan, dan profesinya sesuai dengan cita-cita mereka. Dan biasanya Semarang dititipi 20 Anak untuk program yang ketiga ini.

Nah, saya akan bercerita perbedaan mencari tempat pada poin 2 dan 3 tapi di artikel berikutnya ya…….
.

read more

Mencintai, Dicintai dan Jatuh Cinta adalah Anugerah (Bag I)

0 komentar

Pernyataan ini adalah hasil permenunganku bertahun - tahun. Mungkin banyak yang tak setuju. Boleh - boleh saja, karena sebuah pernyataan tentu menyangkut latar belakang, pengalaman, cara pandang dan masih banyak lagi yang mempengaruhinya.

Aku tak mau bicara tentang orang lain. Aku mau bicara saja tentang diriku. Dulu, aku begitu sempit mengartikan kata cinta. Bagiku, jika pasanganku mengingat masa lalunya, itu adalah suatu pengkhianatan. Ha ha ha. Padahal aku pun sering mengingat pacar-pacarku. Juga kenangan-kenangan manis yang pernah kualami. Apakah itu suatu pengkhianatan? Hmmm, entahlah mungkin iya.

Tapi manusia tak kan pernah bisa melupakan masa lalunya begitu saja. Apakah itu dosa? Lagi-lagi entahlah. Karena dosa buatku hak preogratif Sang Maha. Kadang-kadang, dulu aku juga suka cemburu jika pasanganku memperhatikan atau diperhatikan lawan jenis. Sampai suatu saat ketika aku curhat pada seorang sahabat, malah aku diketawain. Begini katanya,

"Ya pastilah ada rasa sayang atau pun cinta, kalau kita memperhatikan orang lain. Kalau tidak ada, mana mungkin kita memberi perhatian kepada mereka. Ayolah, jangan kedepankan prasangka buruk. Kita harus mencintai sesama dan pasangan kita, tapi tak melebihi cinta kita padaNYA. Dan lebih dari itu karena kita mencintaiNYA. Kalau itu menjadi dasarnya maka kita bisa meminimalisir dan menjauhkan diri dari penyelewengan.

" Kembali pada persoalan mencintai, dicintai dan jatuh cinta adalah anugerah, aku seringkali tertawa jika membaca komen-komen bernada curiga, jika aku memasang status cinta. Kadang-kadang aku sengaja menggoda atau memancing komen mereka, sekedar mengorek cara pandang saja. Atau malah kubilang, pengalaman pribadi ya? Ha ha ha...



Bersambung...

read more

Pesta Rakyat Baltyra

0 komentar

Atas hasutan pak Handoko, aku mau menggemblung kali ini. Sebetulnya ide pak Han sih aku disuruh ndalang tentang si kembar Sasadara. Tapi susah juga cari cerita yang kocak untuk mereka. Mungkin lain kali ya. Nah untuk yang ini ceritanya terinspirasi setelah aku nonton sebuah acara tentang Tujuh ter…..Ceritanya tentang kesenian tradisional “Sintren” Nah, baiklah kumulai saja ya.
 ===============================================================

Di suatu pesta rakyat Baltyra, aneka pertunjukan ditampilkan. Tak ketinggalan Mbakyu Guru Probo yang menampilkan beksan dengan judul “Kang Anoew Gandrung”. (Weitzzz la dalah angkat keteknya jangan tinggi-tinggi kang Anoew.. Tuh bulu keteknya dicukur dulu ..xixixixi)

Dari Solo pak Han mau bertayub ria bersama Elnino…. Pak Han, ih genit pegang- pegang tangan Elnino, gak boleh iseng ya, nylempiti godhong…. Ha ha ha ha……

Tapi yang paling heboh adalah kesenian Sint(r)en yang dipersembahkan oleh Ratu Van Kona dan Buto Serpong. Sajian ini mendapat aplaus yang begitu meriah. Simaklah narasi berikut ini :

Alkisah “Buto Chen” Sulandono putra Ki Baurekso “Djoko Paisan” dengan Nyi Dewi “Aichi” Rantamsari. Raden “Buto Chen” Sulandono memadu kasih dengan Sulasih “Laniwati” seorang putri dari Desa “Purworejo” Kalisalak. Namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baurekso, akhirnya “Buto Chen” Sulandono pergi bertapa dan Sulasih “Laniwati” memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi “Aichi” Rantamsari yang memasukkan roh bidadari cantik macam “Roro Meitasari” ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula “Buto Chen” Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih “Laniwati” dan terjadilah pertemuan di antara mereka.

Kisah inilah yang berkembang menjadi Tarian Sint(r)en diperagakan oleh penari yang masih suci. Dan tentu saja tak perlu diragukan lagi kesucian Sulasih “Laniwati” penari kita ini. Ini Foto Yu Lani saat sedang trance.

Dalam atraksi ini, tak ketinggalan grup lawak ledek pimpinan PamPamPers, bersama Sasayu, Ayla dan Mpek Doel ikut meramaikan pementasan Sint(r)én.

Pampers : Mpek Doel aku duwe bedhekan (Aku punya tebakan)
Mpek Doel : Apa tuh Pam?
Pampers : Mengapa biasanya anak setelah sunat, anunya diperban?
Mpek Doel : Ya biar nggak infeksi lah
Pampers : Salah!
Ayla : Aku ngerti. Biar gak dikerubuti laler
Pampers : Masih salah
Sasayu : Aku ngerti Kang, biar hygienis lah. (Penonton ngakak)
Pampers : Ih kok hygienis kayak makanan aja. Salah! Yang bener kalau dibungkus daun entar dikira lemper. (Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu penonton teriak)

Begitulah dagelan – dagelan segar ala Pampers and his gank terus berlangsung, memanaskan pesta rakyat Baltyra. Tiba saatnya “Sint(r)en” dilanjut. Seorang perempuan yang tak lain adalah Yu Lani memasuki panggung, menari dengan pakaian seadanya dan tanpa riasan. Lalu nyanyi-nyanyian pun ditembangkan. Seorang pawang kemudian mengikat Sintren dengan tali di sekujur tubuhnya mulai leher hingga kaki, sehingga secara syariat, tidak mungkin Sintren dapat melepaskan ikatan tersebut dalam waktu cepat. Sambil membaca mantra khusus, Yu Lani dimasukan ke dalam sebuah carangan (kurungan) yang ditutup kain, setelah sebelumnya diberi bekal pakaian pengganti.

Gamelan terus menggema, pawang tak henti-hentinya membaca doa dengan asap kemenyan mengepul. Juru kawih terus berulang-ulang nembang :

“Tambak tambak pawon Isine dandang kukusan Ari kebul-kebul Wong nontone pada kumpul. Tembang mantra itu dilantunkan secara berulang-ulang.

Penonton mulai berkumpul berdesakan. Begitu penonton sudah banyak, juru kawih mulai melantunkan syair berikutnya,

“Kembang trate dituku disebrang kana, Yu Lani dirante Kang rante aran Aki Buto Gulung gulung kasa Ana sintren isih turu Wong nontone buru-buru Ana sintren masih baru “

Yang artinya menggambarkan kondisi sintren dalam kurungan yang masih dalam keadaan tidur. Namun begitu kurungan dibuka, Yu Lani sudah berganti dengan pakaian yang serba bagus layaknya pakaian yang biasa digunakan untuk menari topeng, ditambah lagi kaca mata hitam yang membuat Yu Lani tampil keren.

Rakyat Baltyra pun Ndomblong mbasan Yu Lani sudah tampil cantik dengan kaca mata hitam. Dalam keadaan trance Yu Lani terus menari, bahkan ia sanggup menari diatas kurungan ayam yang terbuat dari bambu. Selama menari inilah para penonton diperkenankan menari bersama Sintren dan memberinya uang saweran.

Yu Lani kemudian menari secara monoton, para penonton yang berdesak-desakan mulai melempari dengan uang logam, dan begitu uang logam mengenai tubuhnya, maka Yu Lani akan jatuh pingsan. Yu Lani sadar kembali dan menari setelah diberi jampi-jampi oleh pawang. Tarian ini berakhir ketika dalang membuat Yu Lani tak sadarkan diri, dan memasukkannya kembali ke dalam kurungan. Saat dibuka, Yu Lani sudah kembali berpakaian seperti semula dan dalam kondisi terikat di sekujur tubuhnya persis seperti pada saat awal ia dimasukkan dalam kurungan.

Demikianlah sajian Ratu Van Kona yang berkolaborasi apik dengan Buto Van Serpong. Penonton sangat puas dengan penampilan mereka. Malam semakin larut, pertunjukan demi pertunjukan terus disajikan. Tapi Tarian Sint(r)en lah yang paling mengesan di hati penonton. Sampai jumpa lagi di Pesta Rakyat berikutnya….. Ciaoooooo





Disadur Dari Wikipedia, Sintren Tari Rakyat dan berbagai sumber


read more

Oh Jatuh Cinta

0 komentar

Ah jatuh cinta….. senangnya…..!!!

            Ini cerita tentang Mbak UU, ASPRIku yang mau menikah setelah 20 tahun lebih merawat anak-anakku.

Saat ini dia berusia 44 tahun. Dan saat kutanya, kata dia calonnya sih seorang duda tanpa anak. Mbak UU sih sebenarnya masih pengin kerja lagi. Tapi tidak boleh calon suaminya itu.

Ya sudahlah, akhirnya dia menemukan kebahagiaannya. Oh ya dia masih gadis lho. Dari dulu sih mau dijodohin, tapi dia cinta banget sama anak-anakku. Jadinya dia selalu menolak ketika dijodohin. Baru kali ini, setelah dia merasa anak-anak cukup besar, dia bersedia dijodohkan. Tak terkira marahnya anak-anakku yang mau ditinggal Mbak UU menikah. Mereka protes berat. Ha ha ha …. Dasar anak-anak. Mau menangnya sendiri.

Kebetulan setiap Sabtu aku libur. Dan berhubung Mbak UU merubah jadwal pulangnya, yang awalnya tanggal 6 Maret menjadi besok Senin tuh, tanggal 27 Februari 2012, maka berbenahlah aku, mempersiapkan diri. Seluruh rumah aku bersihin. Mending aku bersihin sekarang mumpung masih ada Mbak UU, begitu pikirku. Asik sekali aku membersihkan rumah pagi ini. Sampai suatu ketika terdengar bunyi telpon. Aku pikir itu bunyi HP ku. Ah, ternyata bukan. Itu suara dari HP Mbak UU.

“Halo, assalamualaikum” terdengar Mbak UU menyapa.

Lalu suara kekeh kecil nan manja mewarnai percakapan mereka. Wajah Mbak UU terlihat bahagia penuh bunga-bunga. Tawanya begitu lepas. Ahay….. senangnya jatuh cinta. Akhirnya, ia menemukan cintanya. Setelah lebih dari 20 tahun cintanya tercurah untuk anak-anakku, kini ia menemui pelabuhannya di usia yang tidak lagi muda.

Ah jadi pengin mengenang masa-masa jatuh cinta. Dan pengin juga jatuh cinta lagi tentu dengan orang yang sama ya..... He he he…gak boleh ngers and macam-macam ya! Selamat berbahagia Mbak UU. Terimakasih atas semua jerih payah dan cintamu. Doa kami sekeluarga buat kebahagiaanmu.


Semarang, 26 Februari 2012


read more

Minggu, 19 Februari 2012

Aku Ingin Seperti Kupu-Kupu

Minggu, 19 Februari 2012
0 komentar
Aku ingin seperti kupu-kupu
Tak lelah menggapai matahari
Meski dengan sayap yang rapuh

Aku ingin seperti kupu-kupu
Sabar menanti hari
Untuk bertransformasi
Menjadi mahluk baru

Aku
Ingin
Seperti
Kupu-kupu
Cantik
Menawan hati
 — 

read more

Sabtu, 04 Februari 2012

Aku Rindu

Sabtu, 04 Februari 2012
0 komentar
Aku rindu embun pagiku
Setelah hujan menyibukkannya dan juga diriku
Aku rindu embun pagiku
Menatap kilaunya
Dan mencecap sejuknya

Katanya...
"Engkau harus tetap indah
Walau mungkin aku tak lagi diturunkan malam
Dan disinari mentari
Karena engkau tetaplah indah bagiNya
Juga bagi sesama..."

Sabtu pagi dikepung banjir
04.02.2012

read more

Ingatlah Kita Ini Abu dan Akan kembali Menjadi Abu

0 komentar
Memasuki masa Pra-Paskah adalah suatu masa yang kurindukan. Masa dimana aku boleh ambil bagian dalam memanggul Salib Yesus, Sang teladan hidup kami.

Kali ini, aku ingin berbagi sedikit tentang tradisi Rabu Abu. Tradisi dalam iman Katolik memasuki masa Pra-Paskah yang akan jatuh pada tanggal 22 Februari 2012 nanti. Semoga tulisan ini memperkaya pembaca semua.

Gereja Katolik memiliki banyak tradisi dan kaya akan simbol-simbol iman. Salah satunya adalah Rabu Abu.  Rabu Abu adalah hari pertama memasuki rangkaian 40 hari sebelum puncak perayaan Iman  yaitu Paskah yang biasa disebut Jumat Agung.  Biasanya pada hari itu, Umat Katolik diberi tanda Salib dari abu di dahinya sebagai tanda pertobatan.

Seorang Paus bernama Pius Parsch, dalam bukunya "The Church's Year of Grace" menyatakan bahwa "Rabu Abu Pertama" terjadi di Taman Eden. Ini merupakan peristiwa saat Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu.

Oh ya, Abu yang digunakan pada Hari Rabu Abu bukan berasal dari sembarang abu. Melainkan berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar kemudian diberkati.

Jaman dulu orang-orang Kristen yang berdosa berat wajib menyatakan tobat mereka di hadapan umum. Kemudian pada Hari Rabu Abu, Uskup memberkati kain kabung yang harus mereka kenakan selama empat puluh hari serta menaburi mereka dengan abu.  Sementara itu umat mendaraskan Tujuh Mazmur Tobat.

Seperti halnya Adam dan Hawa yang diusir dari Taman Eden karena ketidak-taatannya, mereka pun juga diusir gereja. Setelah mereka bertobat dengan sungguh-sunguh selama 40 hari masa pertobatan serta berekonsiliasi, dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa mereka diijinkan memasuki Gereja kembali pada hari Kamis Putih untuk merayakan Perjamuan Agung.

Dalam masa Pra-Paskah atau masa pertobatan ini, Umat Katolik dewasa diwajibkan berpuasa dan berpantang. Dan puasa dalam tradisi Katolik pun cukup unik, berbeda dengan puasa yang biasa dilakukan oleh saudara-saudara Muslim. Umat Katolik berpuasa dengan cara makan kenyang sekali dalam sehari. Seringkali ini disalah artikan dengan boleh makan terus, asal tidak kenyang dan kenyangnya sekali saja. Ha ha ha… ini sih alasan saja buat mereka yang gampang lapar dan tidak niat berpuasa. Sepertinya ringan ya, cara puasanya, tapi justru karena dianggap ringan makanya sering susah pelaksanaannya. Banyak tantangan dan godaan.

Demikian juga dalam hal berpantang. Kita bisa menentukan sendiri pantang yang kita lakukan. Berpantang dalam masa ini seharusnya dimaknai sebagai bagian dari pertobatan, yaitu meninggalkan atau menjauhi segala yang disukai dan memilih untuk melakukan silih dosa dengan bermatiraga. Menjauhi segala kesenangan. Contohnnya : pantang garam. Berarti dalam sehari itu kita tidak makan segala sesuatu yang enak atau berasa garam. Atau pantang rokok bagi mereka yang hobi merokok. Untuk anak-anak mereka seringkali melakukan pantang jajan. Semua uang yang biasa dipakai untuk menikmati hal-hal yang menyenangkan itu disisihkan untuk kemudian diserahkan pada Gereja dalam program sosial. Biasanya kami menyediakan tabung celengan, setiap kali kami berpantang atau berpuasa, uangnya kami masukkan ke celengan tersebut.

Nah, itulah sedikit cerita yang kurangkum dari berbagai sumber.

Selamat mempersiapkan masa Pra-Paskah bagi mereka yang akan merayakannya. Semoga kita semua makin menemukan Tuhan dalam setiap nafas kita dan kelak boleh memandang WajahNya yang Kudus…….

Ingatlah, kita ini abu dan akan kembali menjadi abu … !

read more

Kamis, 02 Februari 2012

Papaku Selingkuh???

Kamis, 02 Februari 2012
0 komentar
Malam itu Bram sedang bercengkerama bersama Diaz, istrinya. Percakapan renyah di hari yang semakin dingin. Kebahagiaan terpancar dari wajah dan tutur canda mereka berdua. Tiba – tiba nada dering pesan di handphone nya berbunyi………

Wajah Bram berubah, pasi. Keringat dingin membasahi keningnya. Diaz melihat perubahan pada Bram dan bertanya,
“Ada apa, pa?”
“Bacalah!”, sahut Bram gemetar.
“Pa, aku tak mau punya papa, tukang selingkuh!”, demikian bunyi pesan singkat itu. Pesan singkat dari Ara, putri mereka yang kuliah di Surabaya. Pesan sangat singkat tapi cukup menohok ulu hatinya. Diaz tersenyum pada Bram, lalu ia mengusap bahu Bram lembut,
“Pasti ini salah paham. Telpon saja Kak Ara!”, saran Diaz pada Bram.

Tak sabar Bram mengambil handphonenya. Tut…..tut……. Telepon yang anda tuju sedang sibuk, terdengar suara di seberang. Bram mengulang sekali lagi….tut…tut….
“Halo,” terdengar suara Ara menyapa.
“Halo Kak, sapa Bram, ada apa? Kenapa menulis pesan begitu?” tanya Bram cepat.
“Mama dimana?” tanya Ara pada Bram penuh selidik.
“Ini di sebelah Papa,” jawab Bram. “Kakak, kenapa menulis begitu?” kata Bram mengulangi pertanyaannya.
“Gak tahu, dek Arta yg SMS aku!” sahut Ara ketus.
“Ini mama mau bicara,” kata Bram kehilangan kata-kata. Sedih hatinya mendengar keketusan Ara.
“Halo, Kak Ara…., ada apa sih menulis begitu ke papa? Sudah di cek and ricek, dianalisa dan dipelajari belum? Atau langsung bu hakim ketok palu, nih?” tanya Diaz sambil menggoda anak gadisnya.
“Gak tahu ma, itu dek Artha SMS aku. Tanya aja sama adek,” Ara menjawab dengan diplomatis.
“Kakak harus percaya sama papa, karena mama juga percaya sama papa.,” sahut Diaz.
“Ah, mama kan kerja. Jadi mama gak tahu. Tanya saja sama Adek,” ulang Ara.
“ Okay, sebentar mama tanya ya, nanti mama telpon lagi,” Diaz menutup pembicaraannya.

Bram terpekur diam. Hatinya gundah, bingung dan tak mengerti mengapa tiba-tiba anak-anaknya menuduh dia.

“Sebentar ya, pa, mama panggil dek Artha dulu,” suara Diaz mengagetkan Bram yang sedang melamun. Bram mengangguk cepat. Diaz menuju kamar Artha.
“Dek, yuk ke kamar papa, kita ngobrol,” ajak Diaz pada gadis kecilnya yang mulai mekar. Kecantikan Artha mulai berkilau. Matanya yang berbinar dan senyumnya yang tulus selalu menyejukkan Diaz. Mereka berdua menuju kamar Bram dan Diaz.
“Duduk sini dek,” lambai Bram lesu.
“Ini kak Ara sms papa, ada apa sih sebenarnya?” terdengar suara Bram bergetar.

Artha menatap Diaz penuh ragu, seolah takut mamanya terluka. Tapi Artha heran melihat wajah mamanya yang tetap ceria bahkan penuh senyum. Senyum Diaz menguatkan Artha, dan ia yakin mamanya baik-baik saja.
“Aku lihat papa hari ini ke rumah Bu Asti,” Artha berkata dengan suara tercekat.
“Lho, adek kan tahu papa ada urusan untuk masalah sosial, kan?” sambar Bram cepat.
“Tapi, mbak Yem juga bilang, Bu Asti sering ke rumah bahkan tetangga depan juga curiga.”

Bram dan Diaz terdiam. Mereka saling melempar pandangan. Akhirnya Diaz memutuskan untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Berat rasanya menceritakan hal yang sebenarnya pada Ara dan Artha karena hal ini menyangkut keutuhan rumah tangga Bu Asti. Diaz menghela nafas panjang sambil bergumam dalam hati. Tuhan, semoga aku bisa memberikan penjelasan yang baik pada anak-anakku. Lalu,
“Dek, Bu Asti itu beberapa waktu lalu sedang mengalami masalah besar. Ia akan diceraikan suaminya. Bu Asti membutuhkan pendampingan. Membutuhkan teman untuk bicara dan memberi nasehat yang jitu. Tidak semua orang bisa menjadi teman curhat yang baik. Tidak semua orang bisa memberi nasehat yang tepat. Dan tidak semua orang bisa cocok satu sama lain.”

Diaz berhenti sebentar memberi kesempatan Artha mencerna kalimat-kalimatnya. Kemudian lanjutnya,
“Papa, sudah minta ijin mama untuk mendampingi Bu Asti menghadapi masalah keluarganya. Dan mama setuju. Mama mendukung niat papa. Karena papa mempunyai tujuan yang lebih luas dan lebih luhur. Mama turut bahagia karena sekarang keluarga Bu Asti sudah kembali rukun.” Diaz berhenti lagi.

“Kalau papa berniat jelek, mau selingkuh, kenapa harus di rumah ini yang ada pembantunya? Jangan biasakan menerima cerita orang tanpa mencernanya. Apalagi tanpa mengcross check dengan yang bersangkutan. Jangan menghakimi dahulu, diuji kebenarannya dengan berbagai macam parameter,” Asti berhenti lagi sambil mengusap bahu Artha yang bergetar karena menahan tangis.
“Adek, Bu Asti itu disingkirkan keluarganya karena sesuatu hal, dan suaminya sudah mengusir dia dari rumah. Dia tak diberi uang. Padahal Bu Asti tidak bekerja. Mama memang yang menyuruh Papa untuk sekedar membelikan Bu Asti pulsa agar bisa berbagi keluh. Pernah ia tak makan seharian. Adek bisa bayangkan kalau pendampingannya tidak dilakukan dengan hati-hati atau oleh orang yang tepat, mungkin hari ini Bu Asti sudah berpisah dengan suaminya. Keluarganya berantakan, Iya kan? Mama sangat percaya pada Papa. Dan mama harap adek juga percaya bahkan bangga pada papa.”
“Coba pikir lagi, apakah ada sikap papa yang berubah selama ini?”, tanya Diaz pada Artha
Artha menggelengkan kepalanya, perlahan. Masih terasa sesengukan di nafasnya. Diaz terus mengusap rambut Artha dengan lembut. Dibelainya kepala Artha penuh kasih. Kasih seorang ibu yang memahami kegalauan anaknya.

Kemudian terdengar suara berat Bram,
“Adek, papa minta maaf, jika hal ini membuatmu sedih. Mungkin papa salah, karena kurang hati-hati sehingga membuat orang lain mempunyai penilaian kurang baik dan itu menyakiti hatimu. Tapi, papa menyakini bahwa apa yang papa lakukan benar dan demi kepentingan yang lebih mulia. Mama tahu semuanya, papa selalu cerita ke mama.”
“Benar, sayang. Mama tahu semuanya. Bahkan ketika papa memberikan peneguhan dan kekuatan dengan menepuk bahu Bu Asti, hal ini yang mungkin dilihat Mbak Yem. Tapi percayalah tak ada maksud yang lain kecuali menghibur. Coba diingat-ingat, kalau Adek sedang suntuk atau sedih, senang kan kalau dibelai atau diusap-usap? Jangan berpikir dari sudut pandang negative terus. Cari juga alasannya mengapa begitu. Kelak akan banyak persoalan hidup yang harus Adek putuskan dengan bijaksana. Pun seandainya pasangan kita melakukan kesalahan atau mengkhianati kita, tanyakan dulu kebenarannya, kemudian cross check dan uji kebenarannya. Baru setelah itu tanyakan alasannya. Mungkin juga kita turut andil dalam kekhilafan pasangan kita. Setelah itu jangan lupa beri peringatan juga kesempatan untuk memperbaiki diri. Mama yakin, itu jauh lebih baik daripada sekedar menuding kesalahan dan kemudian hancur.” Diaz menghentikan nasehat-nasehatnya.

Artha menghela nafas. Hatinya sudah tenang. Pikirannya terbuka dan kembali cerah. Memang papaku luar biasa, batinnya. Papa yang sabar, papa yang selalu menyiapkan sarapan buatnya, mengantarnya sekolah, dan selalu mempunyai waktu untuknya, ahhhhhh mengapa aku berpikiran buruk pada papa. Lalu,
“Maafkan Adek, pa!” kata Artha pada Bram.
“Ya, sayang. Papa juga minta maaf ya,” sahut Bram tercekat. Matanya terasa panas, ada bulir bening yang menggantung hendak jatuh…..Dipeluknya Artha erat.

Kemudian terdengar Diaz menyela kemesraan ayah dan anak itu.
“Yuk, segera telepon Kak Ara.”
Tut… Tut…..
“ Halo!”, terdengar suara Ara,
“Kakak, …..” Diaz menjelaskan duduk permasalahan dari awal hingga akhir.
Kemudian
“Papa, maafin kakak ya,” pinta Ara.
“Ya, sayang… papa juga minta maaf,” sahut Bram.

Malam semakin jelaga. Dingin pun menyelimuti dedaunan. Namun kehangatan di ruang tidur Bram dan Diaz memancar ke sekeliling rumah. Indahnya kasih…. Indahnya berbagi….. Indahnya saling mengerti….Indah …..seindah cinta Sang Pemilik Pagi……


Semarang, 27 Januari 2012
Pada suatu malam

read more

Sabtu, 14 Januari 2012

Mencintai Hingga Terluka

Sabtu, 14 Januari 2012
0 komentar
Siang ini aku terpekur di jendela kamarku. Kubuang pandangan keluar, mencoba mencari kalau-kalau ada setetes embun jatuh di dedaunan tanaman hias di belakang rumah. Yah cukuplah setetes saja, ia pasti menyegarkanku...

Kuhela nafasku, karena embun pagi tak jatuh di tanahku siang ini...

Pikiranku melayang pada kejadian hari - hari belakangan. Cerita antara aku dan dia.

Ahhh ...Mengapa di usia perkawinan yang makin tua kami justru makin sulit untuk saling memahami....?

Benarkah kami sudah kembali pada usia kanak-kanak? Yang ingin selalu dimanja dan diperhatikan? Selalu saja ada yang salah dan tak sempurna yang mengganjal di dada. Bagai menumpuk sekam dalam diam. Baranya tak pernah mati. Hanya menunggu di jerang minyak dan kemudian : blarrr!

Kubiarkan hatiku berkecamuk tak karuan. Lelah mata ini memandang matahari dan kilaunya yang menyilaukan. Kubawa mataku kembali ke kamarku. Dan sejenak berhenti pada sebuah kayu yang berpahat seorang lelaki yang sedang merentangkan tangannya. Ia adalah jembatan antara langit dan bumi. Seorang yang telah menyerahkan nyawaNya bagi sahabat-sahabatNYA. Seorang yang tak pernah menuntut walau tak dicintai bahkan dikhianati sahabat-sahabatNya.

Ah... Kurasakan tetes air yang menghangat di pipiku ...
Kusadari demikianlah indahnya cinta, jika kita mampu mencintai hingga terluka ,...

Smg, 14.01.12

Untukmu, kekasihku!

read more
 

Komentar Anda