Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Senin, 10 Juni 2013

Padepokan Suplak

Senin, 10 Juni 2013
Alkisah di Padepokan Suplak, di pesisir Mberok, hiduplah seorang yang pendiam anteng dan tidak suka ikut – ikut alias No follow – follow. Namanya pun keren : Nyai Mberok. Dibalik keantentangannya, ia menyimpan kesaktian

Seorang cenayang yang digdaya, ampuh ramalannya macam Nostradamus, bernama Iwan Lumah – lumah, pernah menuliskan prediksinya, bahwa aka nada pertarungan sengit di pesisir Mberok yang akan menggetarkan antero Baltyra, namun justru membawa aura positif di kemudian hari.

Dan ramalan cenayang itu pun menjadai kenyataan pada tanggal 13 – 01 – 2013. Sungguh tanggal yang keramat. Tanggal tersebut dipilih oleh para pendekat Bukit Tengkorak untuk menantang Nyai Mberok yang lemah lembut itu. Nyai Mberok menerima surat tangantangan yang dikirim lewat manuk Emprit alias burung Emprit di penghujung tahun 2012 lalu Begini bunyi surat tantangan itu :

“ Wahai Nyai Mberok! Kami para pendekar Bukit Tengkorak ingin menjajal kesaktianmu. Tunjukkan kemampuanmu ! Tunggu kami tanggal 13-01-2013. Salam !”

Dipilihnya tanggal itu ternyata erupakan anjuran sesepuh Padepokan Bambu yang juga sakti mandraguna bernama Kanjeng Mastok. Sesepuh ini mampu berada di dua lokasi sekaligus alias bilokasi dalam waktu yang bersamaan. Ia mempunyai danyang bernawam Imah Su Iyem yang selalu menginthili alias mengekor Sang Guru.

 Hari yang dinanti tiba. Para sahabat kedua perguruan pun ikut hadir : Buto Kudus, Peri Ikha, dan jutu jepret Awan Tenggara dan mBambang yang tak mau kalah ikut mengabadikan setiap gerak – gerik para pendekar. Sementara itu dari Bukit Tengkorak, hadir Nyai Enthung, Pendekar tyak , Dewi Pao, Ibu Guru Guchan bersama putrinya, juga seorang dari Gua tak berhantu tapi suka bergaul dengan para hantu : Kang Anoew. Tak lupa juga Guru besar GUS WAN, turut meramaikan pertemuan itu.

Dengan menumpang gerhek, mereka menyebrangi Laut Kidul. Hujan badai, topan, tak menghalangi langkah mereka untuk bertemu Nyai Mberok. Setibanya di Padepokan Suplak, setelah seharian mencari-cari tersesat di GIANT, bahkan para pendekar pun sempat misuh-misuh (Meracau), karena mencari GIANT yang ternyata Cuma sak uplik alias mini, mereka pun di sambut dengan ramah oleh Nyai Mberok.

Beraneka hidangan dari Sentiling, PISCOK, Utri, Lumpia, Es Kelapa muda, Sup Kimlo, Udang kemul, Swike ayam, dan hidangan penutup dengan Rujak sudah cukup membuat para pendekar itu kemlekaren alias kenyang banget sampai tidak mampu meneruskan niat mereka untuk bertanding. Niat menantang Nyai Mberok tidak kesampaian. Mereka takluk dengan hidangan Nyai Mberok yang membuat mereka semua menjadi mabuk. Ditambah lagi hiburan kartu remi yang membuat Gus Wan cukup pusing ngampet dan ngiler.

Demikianlah akhirnya, para pendekar Bukit Tengkorak mengakui kesaktian Nyai Mberok yang cukup menyambut tantangan mereka dengan senyum dan penyambuatan paling manis.

Para pendekar Bukit Tengkorak itu akhirnya pulang, namun mereka sempat mampir ke Lawang Sewu dan Sam Poo Kong, menimba ilmu dan sekaligus mengukir jejak mereka di tanah seputar Mberok. Padepokan Suplak kembali tenang…..kehingaran karena datangnya para pendekar Bukit Tengkorak tak menghilangkan hawa magis yang sudah ada, dulu kini dan selamanya….


Miss you all, my friends… Terimakasih pernah mengunjungi PADEPOKAN SUPLAK Ditunggu kehadiran pendekar lainnya dan kunjungan berikutnya.

0 komentar:

Posting Komentar