Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Jumat, 03 Juli 2015

SEX, KESAKRALAN PERNIKAHAN DAN WISATA KULINER

Jumat, 03 Juli 2015
0 komentar
Hebohnya prostitusi di pemberitaan hari belakangan, dan curhatan teman-teman tentang perselingkuhan pasangannya membuat saya berdiskusi dengan suami.

Menarik sekali pemikiran suami saya dan ini membuat saya tergerak untuk menuliskannya.

Bagi kami berdua, sex adalah suatu yang sangat sakral, dimana kami bersatu memberikan diri satu sama lain untuk merasakan rahmat kenikmatan yang disediakan Tuhan dalam institusi Perkawinan.

Suami saya mengatakan bahwa pergaulan, lingkungan, pendidikan keluarga dll, menggeserkan nilai sex atau lebih tepatnya hubungan suami istri yang mulanya adalah suatu yang sakral, menjadi tak lebih dari layaknya wisata kuliner.

Seharusnya seorang suami atau istri yang sudah menyatu dan memiliki chemistry akan tahu jika pasangannya selingkuh atau sedang beralih perhatian. Di saat itulah seharusnya suami/istri mulai memberikan pengawasan, mengingatkan pasangan dan, merebut kembali perhatiannya agar tidak terjerumus pada hal yang kurang terpuji. Penting kiranya mengasah kepekaaan satu sama lain, kepedulian akan perhatian pasangan, rasa rindu terhadap pasangan dan perasaan saling membutuhkan dan dibutuhkan.

Dahsyatnya hedonisme telah memporak-porandakan tatanan Perkawinan. Orang suka cicip sana, cicip sini merasakan kenikmatan yang berbeda. Lupa akan komitmen perkawinan.

Apakah itu artinya ia tidak setia, atau tidak cinta pada pasangannya. Belum tentu! Karena bisa jadi ia hanya memuaskan hasrat makan enak. Mencoba dan membandingkan menu yang sama di resto A dengan resto lain. Mana mau ia membawa kokinya pulang. Paling-paling cuma makan di tempat dan tidak mau mencuci piringnya. :-)

Pendapat suami diatas membuat saya melontarkan pertanyaan, jadi jika suami/istri diselingkuhi harus bagaimana ? Jawabnya : Ya tergantung kebesaran hati orang yang dikhianati. Apakah dia akan pura-pura tidak tahu, tapi rumah tangganya aman, atau mendiskusikan dengan pasangan untuk mencari jalan keluar, atau yang terakhir memilih berpisah.

Saya tidak mau berpikir ataupun membayangkan dikhianati pasangan. Seram rasanya berada di situasi yang bisa memporak-porandakan keluarga, hati dan masa depan seseorang.

Susah saya mau bicara hal serius begini yang membuat orang yang mengalaminya bisa gila, menangis atau tertawa sendiri berhari-hari.

Harapan saya, masih banyak orang yang berpendapat bahwa Sex adalah sesuatu yang sakral, bukan sekedar wisata kuliner. Sudah itu saja. Ga bisa ngomong lebih panjang lagi.


Semarang, 13 Mei 2015

read more

Menghitung Berkat – Mencipta Bahagia

0 komentar
Dalam surga kecilku : keluarga, kami punya tiga hari berturut-turut yang slalu dirayakan penuh kesederhanaan dan sukacita. Urutan hari yang cukup unik : tanggal lahir, pernikahan dan kelahiran anak kedua kami.

Lahir – menikah – punya anak kedua. Mungkin nantinya akan diakhiri dengan tanggal kematianku : tanggal 7 Mei. Who knows ? Hahahahaha.


Setelah menikmati roller coaster kehidupan beberapa tahun lalu, aku ingin merayakan hari special ini bersama suamiku secara istimewa. Tetapi sayang sekali, rencana yang telah kubuat jauh hari, tak seindah yang dibayangkan. Ada saja hal yang membuat kacau dan sedih. Rasanya kecewa, marah, tak berdaya campur aduk jadi satu.



Diam-diam aku menangis. Tengah malam saat semua sudah tertidur, aku mengeluh pada Tuhan, menumpahkan segala kekesalan dan ketidak-berdayaanku. Tiba-tiba seperti ada suara hati kecilku, yang kuyakini itu suara Tuhan berkata,
„Sudahlah, itu adalah bagianku, jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja, dan kamu akan menerima kebahagiaan yang lebih.“

Aku mengakhiri percakapanku dengan ucapan syukur atas kebaikan dan penghiburanNya.



Lalu aku teringat ucapan seorang sahabat. Hitunglah berkatmu tiap-tiap hari, dan kamu akan melupakan kesedihanmu.

Benar saja, aku mulai menghitung berkatku beberapa hari itu. Mulai dari hujan doa dari para sahabat yang memberi ucapan selamat, dan kebersamaan bersama suami yang cukup panjang, yang membawaku pada masa remaja dan ketenangan saat berada disisinya, hingga dukungan banyak teman untuk rencanaku membuat GARAGE SALE (menjelang lebaran nanti, yang dananya akan diserahkan untuk membantu biaya kuliah anak asuh perguruan tinggi), membuatku sangat senang.

Aku serasa hidup dan berarti. Aku sadar bahwa ternyata kebahagiaan hidup adalah saat diri ini berarti untuk orang lain. Meski aku bukan miliarder, bahkan mobil untuk mengambil barang-barang yang sudah disiapkan teman-teman untuk rencana tersebut aku tak punya, tapi aku punya banyak kawan yang siap membantu.



Padahal, acara tersebut adalah ide dadakan. Ide tersebut lahir dari keinginan untuk berswadaya dan swakarsa, mencari dana untuk biaya kuliah para anak asuh perguruan tinggi yang masih kurang banyak. Tetapi, atensi, dukungan dan sambutan teman-teman sungguh luar biasa, membuatku semangat.

Secara khusus pada kesempatan ini, aku ingin mengucapkan terimakasih untuk semua keluarga dan sahabat, atas doa, dukungan dan perhatian untukku dan keluargaku. Terimakasih juga untuk teman-teman yang belum terlalu kukenal, tapi berkenan mendoakan di hari ulang tahunku.

Pernah kutulis, bahwa bagi sebagian orang yang menggunakan FB, tanggal lahir disembunyikan karena alasan tertentu. Tapi, bagiku, itu adalah hari yang kunanti, karena saat itu begitu banyak doa tercurah. Dan aku yakin, Tuhan mendengarkan dan mencatat doa teman-teman untukku.

Dan akhirnya, tak henti-hentinya aku berterimakasih pada Sahabatku : Yesus, yang selalu ada dalam tangis dan ceriaku.

Yang terakhir, selamat ulang tahun Skolastika Meitrisya Aprodite, Dewi Cintaku yang berilmu, cermin hidup yang tangguh, tekad yang kuat dan berjiwa pelayanan yang tinggi. Terberkatilah kamu anakku sayang, untuk slalu menjadi berkat bagi orang lain.



Semarang, 06 Mei 2015
Day 3 of our family Triduum .

read more

PUTRIKU, UJIAN PRAKTEK SIM DAN DOSA DIAM

0 komentar
Judul di atas terlintas, saat saya mengikuti Misa.

Saat itu Pastor mengatakan, menurut seorang sosiolog, entah siapa namanya (karena tidak terekam dalam ingatan saya) mengatakan bahwa "carut marut di Indonesia ini terjadi karena banyak orang pintar diam“. Umumnya mereka tidak mau repot dan malas terkena masalah atau dikatakan cerewet.

Hal in imengingatkan saya saat mengantar putri saya untuk ujian SIM. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, ujian praktek SIM yang menurut saya sangat tidak masuk akal. Bahkan saya pikir, yang bisa lulus ujian praktek seperti ini adalah mereka yang mengendarai dengan ugal-ugalan.

Untuk mendapatkan SIM beberapa tahap yang harus kita penuhi adalah sbb :

1. Mempersiapkan fotokopi KTP
2. Mengurus surat keterangan sehat di klinik
3. Melakukan registrasi pengurusan SIM di Polres
4. Melakukan ujian teori
5. Melakukan ujian praktek
6. SIM selesai diurus

Kegiatan1-4 tidaklah terlalu sulit. Hanya pada kegiatan 2, menurut saya sering kali dilakukan asal-asalan. Tetapi pada kegiatan yang ke 5, ujian praktek sangat tidak relevan. Dari pengalaman saya mengemudi saya hampir tidak pernah menghadapi rintangan seperti yang diujikan.

Jadi apa yang dicari Polisi, jika yang mengikuti ujian praktek 100 orang dan yang lulus hanya 2 orang ? Tidak ada lain selain prasangka buruk, yaitu uang bawah tangan alias suap!

Walaupun Polisi sudah memberikan sosialisasi trik untuk bisa lulus, tetapi jika materi ujian praktek masih saja demikian, sulit sekali menghindari praktek korupsi dan suap.

Perhatikan saja video berikut, dan anda bisa menyimpulkan sendiri dari hasil ujian tersebut.

https://www.youtube.com/watch?v=Sp3gXpo6BHI
https://www.youtube.com/watch?v=8b19pZtpmt8

Dan harus saya akui, saya memang termasuk salah satu pendosa yang melakukan dosa diam dan tak mau repot. Bagaimana dengan anda ?

Tapi dengan menyuarakan hal ini saya berharap, semoga ada perbaikan dalam materi ujian praktek pembuatan SIM. Lebih realistis dan tidak ada maksud tertentu dari pihak kepolisian yang malah justru melegalkan kecurangan-kecurangan.

Sebaliknya ujian praktek pembuatan SIM akan memberikan pengalaman pada pengendara, cara mengemudi yang aman dan tidak membahayakan pengguna jalan lainnya.

Semarang, 22 April 2015

read more

Memahami Kesalahan Sebagai Suatu Proses Belajar Hidup Lebih Baik

0 komentar
Kemarin sore, usai menjaga mertuaku yang sakit di RS,suamiku bercerita :

“ Bu, Vento harus diawasi lebih ketat ya. Yoyok (adik suamiku - yang menjadi orang tua asuh sementara, karena Vento tidak mau pindah sekolah), tadi kasih tahu, kalau orang tua teman kelas B, datang. Dia mencari anaknya yang enggak pulang.“

„Terus ?“, tanyaku.

„Iya, katanya anaknya pergi dari rumah. Setelah dimarahi karena nonton film yang belum pantas ditonton untuk anak seumurannya. Yoyok dan Cicik (istrinya) langsung marah-marah dan pesan pada Vento, kalau temannya itu datang ia akan diusir. Pokoknya Vento ndak boleh main sama dia.“

Aku terdiam. Sejenak pikiranku melayang ke anak tersebut. Menempatkan diriku sebagai dirinya. Tak terasa hatiku terasa sakit. Ahhhh... Anak sekecil itu pasti sedang tersesat. Tidak selayaknya dia dijauhi, apalagi dicap sebagai anak nakal.

Bergegas, aku mengambil telpon genggamku dan menelpon Vento untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Kringgg ...

“Halo,” Suara Vento terdengar diseberang.

“Selamat sore dek Vento, apa kabar nak? Katanya besok ulangan ya ?” tanyaku.

„Iya, bu,“ sahutnya.

„Dek, tadi ayah cerita ke ibu, katanya habis dilaporin om tentang temanmu yang pergi dari rumah. Bagaimana itu ceritanya ?“

„Oh itu. Jadi,aku memang pernah diajak main sama temanku itu. Tapi aku enggak mau. Aku takut nonton begituan,“ jawab Vento tenang. „Tapi, aku memang pernah lihat video porno itu di FB soalnya aku di tag temanku, dan aku enggak tahu. Lalu langsung aku hapus. Ya udah cuma sekali itu, bu,“ lanjutnya.

„Hmmm, syukurlah. Ibu percaya sama dek Vento. Adek ingat kan dulu ibu pernah bilang sebelum membelikan HP, ibu mau kasih HP tapi harus dipakai untuk tujuan yang baik. Kalau adek lihat hal-hal yang belum pantas untuk anak seumuran adek, Dek Vento harus jaga diri sendiri. Karena akibatnya akan fatal.Tuh lihat, kasihan temanmu. Sekarang dia ketakutan. Pergi dari rumah. Padahal sebentar lagi ujian. Masa depannya bisa hancur,“panjang lebar aku menasehatinya.

„Iya bu, aku tahu. Aku akan ingat terus pesan ibu,“ jawab Vento meyakinkanku.

Hatiku sangat lega. Aku berterimakasih pada Tuhan karena Dia selalu menjaga keluargaku. Aku percaya Vento. Dia anak yang bertanggung jawab.

Pagi tadi setelah semalam kembali menjaga mertuaku bersama suamiku, aku bertemu dengan Yoyok. Dia kembali mengulang ceritanya. Dan bercerita bahwa Kepala Sekolah juga menyesalkan menerima anak tersebut, karena ia pindahan dari sekolah lain juga diakibatkan karena kenakalannya. Kemudian aku menjawab,

„Kasihan anak itu. Tidak seharusnya ia dimusuhi. Ia harus mendapat pendampingan yang tepat. Atau dia akan semakin tersesat. Dia juga tidak boleh dikucilkan.Semua anak bisa jatuh dalam kesesatan karena pergaulan. Tinggal bagaimana kita membekali anak-anak dengan pengetahuan sebab dan akibat. Bukan larangan semata,” Aku menutup pembicaraan karena harus segera berangkat kerja.

Saat jam istirahat, aku punya waktu kembali untuk merenungkan kejadian Vento. Kuhela nafas dalam-dalam. Yah, di jaman sekarang ini, orang sulit sekali menerima sebuah kesalahan sebagai suatu proses belajar untuk hidup lebih baik. Kita cenderung menghakimi. Tak heran begitu banyak kejahatan berulang tanpa solusi. Pendekatan manusiawi cenderung diabaikan dan sudah tidak lagi dikedepankan. Kita cuma sibuk menghakimi tanpa berusaha mencari sebab „mengapa“ untuk kemudian membantu mencari jalan keluar agar para pelaku kesalahan atau kejahatan dapat terlahir kembali menjadi manusia baru yang lebih baik.

Seandainya ...


Semarang, 10Maret 2015

*Semoga teman Vento kembali ke rumah dan mendapatkan pendampingan yang tepat.

read more

Retret Agung 2015 – Kasih Yang Memberi Solusi

0 komentar
Seperti halnya umat muslim yang berpuasa sebelum hari raya Idul Fitri, demikian juga halnya umat Katolik. Masa puasa umat Katolik berlangsung 40 hari sebelum Paskah. Masa ini disebut sebagai masa Prapaskah atau Retret Agung yang mengajak umat untuk melakukan jeda,merefleksi dan menimba kesegaran baru. Hal ini mengacu pada apa yang telah dilakukan oleh Nabi Musa dan Elia, yang berpuasa 40 hari lamanya sebelum mendapatkan tugas perutusan dari Allah.

Dalam masa istimewa selama 40 hari ini, umat diharapkan membangun kehidupan doa, bermati raga dan melakukan tindakan atau karya kasih. Tidak cukup hanya berdoa,menghindari kebiasaan buruk, tetapi juga memperbaiki relasi dengan sesama.

Puasa, pantang dan matiraga, sejatinya adalah sebuah proses membersihkan diri untuk membentuk sebuah pibadi yang layak mendapat buah penebusan Kristus. Penyangkalan diri menjadi kunci utama dalam proses pembersihan ini.

Penyangkalan diri bisa dilakukan dengan cara sederhana. Karena inti dari penyangkalan diri adalah melepaskan diri dari kemelekatan. Misalnya : berjam-jam nonton TV,bermain gadget, merokok, makan manis/asin, menggosip, dlsb.

Tahun ini Keuskupan Agung Jakarta dan Keuskupan Agung Semarang mengambil tema masa Prapaskah yang hampir sama :

“Tiada Syukur Tanpa Peduli” – Keuskupan Agung Jakarta
“ Iman Disertai Kasih Semakin Hidup” - Keuskupan Agung Semarang

Kedua tema tersebut dilandasi pada sebuah bacaan kitab suci (Mrk 1:40-45), yang bercerita tentang Yesus mentahirkan orang kusta.

“Pada masa Perjanjian Lama, orang yang menderita kusta, dianggap najis. Mereka disingkirkan dan harus berpakaian cabik-cabik, rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru : “Najis! Najis!”, supaya orang lain yang berjumpa atau berada dekat dengan dia menyingkir agar tidak ketularan najis. Namun tidak cukup bahwa ia sembuh.
Untuk diterima kembali dalam masyarakat dan ikut dalam perayaan suci, kesembuhannya harus dinyatakan secara resmi oleh imam (Im 14:2-32). Itulah sebabnya Yesus mengatakan kepada orang yang disembuhkan-Nya untuk memperlihatkan diri kepada imam. Tetapi proses itu tidakmudah : para imam sulit dijumpai – apalagi ketika ibadah dipusatkan di satu tempat – dan syarat-syaratnya pun sulit dipenuhi oleh orang-orang sederhana. Dengan demikian lengkaplah penderitaan yang ditanggung oleh orang kusta itu.
Melihat orang yang menderita seperti itulah hati Yesus tergerak oleh belas kasihan (Mrk1:41). Inilah sebentuk kepedulian yang amat nyata. (Surat Gembala Masa Prapaskah 2015 Uskup Agung KAJ) “

Kenyataan tersebut diatas sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Birokrasi yang rumit untuk mendapatkan perawatan di RS bagi orang miskin contohnya, menjadi keluhan yang biasa kita dengar.

Yesus memberikan teladan dan mengajak kita mengambil bagian memulihkan martabat kemanusiaan saudara-saudara di sekeliling kita.

Pemerintah saat ini sudah bergerak dengan program-program pemulihan martabat kemanusiaan : kemudahan mendapatkan hak hidup sehat dengan adanya kartu BPJS, kemudahan memperoleh pendidikan dasar dengan adanya Kartu Pintar dan masih banyak lagi.

Tetapi kita perlu menyadari, masih banyak hal yang menjadi ladang kita untuk berperan dalam pemulihan martabat manusia.

Semoga dalam masa Retret Agung ini, dalam keluarga, kelompok maupun komunitas, kita bisa merencanakan satu gerakan pemulihan martabat kemanusiaan dengan cara-cara sederhana yang terjangkau dan mampu kita hayati bersama. Kita wujudkan kasih yang memberi solusi sebagai wujud syukur dan kepedulian kita.

Bukan hal mudah memang, tapi kita bisa, harus bisa dan pasti bisa !

Selamat memasuki masa Retret Agung.


Semarang 17 Februari 2015


http://www.kaj.or.id/2015/02/09/8419/surat-gembala-prapaskah-2015-tiada-syukur-tanpa-peduli-1415-februari-2015.php


http://www.stpetrussambiroto.or.id/berita-81/surat-gembala-prapaskah-2015-keuskupan-agung-semarang.html

read more

(Bacaan khusus untuk orang tua) BERHARAP KECUBUNG DINYATAKAN SEBAGAI TANAMAN PSIKOTROPIKA BERBAHAYA

0 komentar
Beberapa hari yang lalu saya mengikuti seminar CARE FOR ME, yang diselenggarakan oleh SOS Desa Taruna. Gerakan Care For Me, adalah sebuah gerakan kepedulian terhadap pendidikan dan pengasuhan anak.

Care For Me peduli terhadap kekerasan pada anak, tidak hanya di dalam keluarga, tapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Untuk itulah Care For Me akan membentuk suatu jaringan dari berbagai komponen masyarakat untuk dapat melindungi anak-anak dari berbagai tindakan kekerasan dan pengaruh negatif media maupun masyarakat di sekelilingnya.

Dalam diskusi saat itu muncul cerita dari seorang guru, yang prihatin terhadap tindakan muridnya yang mengarah pada hal yang berbahaya. Tindakan tersebut adalah merokok menggunakan tambahan daun/bunga Kecubung.

Saya memang pernah mendengar ledekan teman-teman ketika seseorang ngocol. Dia akan diolok sedang mabuk Kecubung.Tapi saya tidak begitu ngeh, sedahsyat apakah pengaruh Kecubung terhadap kesehatan maupun mental seseorang.

Setelah saya browsing tentang bahaya Kecubung bagi kesehatan, saya cemas, betapa tanaman ini sangat berbahaya.

Di kalangan masyarakat India dahulu, Kecubung dipakai untuk membius korban persembahan bagi para dewa.

Mempertimbangkan efek yang begitu hebat (karena membaca beberapa tulisan dan pengalaman, bahwa Kecubung lebih dahsyat efeknya daripada ganja) maka, pemerintah, dalam hal ini dinas kesehatan dan kepolisian harus berani menyatakan bahwa Kecubung mengandung zat psikotropika berbahaya. Pemerintah harus mengeluarkan aturan yang mengatur penggunaan Kecubung sebagai obat sekaligus zat berbahaya.

Saya juga ingin memberikan informasi pada para orang tua, bahwa pergaulan anak-anak harus diwaspadai. Selain nge-lem, mereka juga mulai mencoba hal-hal seperti yang diceritakan teman guru tersebut diatas. Orang tua perlu waspada dan berwawasan dalam memberi informasi yang tepat kepada putra-putrinya.

Berikut saya buat tabel kandungan tanaman Kecubung berserta manfaat dan bahayanya.

Kandungan Manfaat Bahaya
Iosin Antintitusif (Batuk) Penghilang kesadaran
Co-oksalat Anti rematik Menyebabkan halusinasi
Atropin (hyosiamin) Anti asmatik Keracunan
Skopolamin Analgesik (Penghilang nyeri)
Alkaloid Anastetik (Pemati rasa)
Afrodosiak (peningkat gairah) Anti eksim
Saponin


Mabuk Kecubung, sudah menyebabkan jatuh korban meninggal. Seseorang yang mabuk Kecubung bisa berhari-hari berhalusinasi, dan bahkan tidak sadarkan diri. Mereka yang mabuk Kecubung bisa hilang rasa malunya, bicara sendiri, hingga keliling tanpa busana tanpa rasa malu.

Jika anda menemui seseorang yang mabuk Kecubung, segera beri ia minum kopi keras,dan hindari ia tertidur. Lalu tempatkan ia di tempat yang lapang.

Kecubung hanya baik dipakai sebagai obat luar, itupun harus dengan takaran dan komposisiyang tepat.

Mengingat dahsyatnya dampak Kecubung bagi kerusakan mental bangsa, maka saya sangat berharap, pemerintah mulai mengatur penggunaannya. Bukan cuma Kecubung, tapi juga tanaman-tanaman berbahaya lainnya, juga zat adiktif berbahaya yang merusak otak segera ditambah-bakukan.

Waspadai pembudidayaan Kecubung untuk tujuan yang sesat

Semoga,sebelum semuanya terlambat !


Semarang, 3Februari 2015

read more
 

Komentar Anda