Pernyataan ini adalah hasil
permenunganku bertahun - tahun. Mungkin banyak yang tak setuju. Boleh - boleh
saja, karena sebuah pernyataan tentu menyangkut latar belakang, pengalaman,
cara pandang dan masih banyak lagi yang mempengaruhinya.
Aku tak mau bicara tentang orang
lain. Aku mau bicara saja tentang diriku. Dulu, aku begitu sempit mengartikan
kata cinta. Bagiku, jika pasanganku mengingat masa lalunya, itu adalah suatu
pengkhianatan. Ha ha ha. Padahal aku pun sering mengingat pacar-pacarku. Juga kenangan-kenangan
manis yang pernah kualami. Apakah itu suatu pengkhianatan? Hmmm, entahlah
mungkin iya.
Tapi manusia tak kan pernah bisa melupakan masa lalunya
begitu saja. Apakah itu dosa? Lagi-lagi entahlah. Karena dosa buatku hak
preogratif Sang Maha. Kadang-kadang, dulu aku juga suka cemburu jika pasanganku
memperhatikan atau diperhatikan lawan jenis. Sampai suatu saat ketika aku
curhat pada seorang sahabat, malah aku diketawain. Begini katanya,
"Ya pastilah ada rasa sayang
atau pun cinta, kalau kita memperhatikan orang lain. Kalau tidak ada, mana
mungkin kita memberi perhatian kepada mereka. Ayolah, jangan kedepankan
prasangka buruk. Kita harus mencintai sesama dan pasangan kita, tapi tak
melebihi cinta kita padaNYA. Dan lebih dari itu karena kita mencintaiNYA. Kalau
itu menjadi dasarnya maka kita bisa meminimalisir dan menjauhkan diri dari
penyelewengan.
" Kembali pada persoalan
mencintai, dicintai dan jatuh cinta adalah anugerah, aku seringkali tertawa
jika membaca komen-komen bernada curiga, jika aku memasang status cinta.
Kadang-kadang aku sengaja menggoda atau memancing komen mereka, sekedar
mengorek cara pandang saja. Atau malah kubilang, pengalaman pribadi ya? Ha ha
ha...
Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar