Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Jumat, 08 Juni 2012

Marah Dan Benci

Jumat, 08 Juni 2012


Tuhan telah mengilhamkan kepada manusia dua hal yang hakiki dalam hidup ini : Keburukan dan kebaikan. Seringkali kita hanya terfokus pada kebaikan saja tanpa mengerti betapa berartinya keburukan itu.

Marah dan benci adalah hal yang dianggap buruk. Secara kasat mata kita bisa menilainya sebagai hal yang buruk. Sebaliknya, cinta seringkali kita anggap sebagai hal yang baik. Namun demikian, sesungguhnya kedua hal ini bisa berubah. Yang baik menjadi buruk, dan yang buruk menjadi baik.

Menurut kitab suci, semua hal yang dijadikan Tuhan itu baik adanya. Marilah kita melihat bagaimana marah dan benci bisa menjadi suatu kebaikan.

Kita ambil contoh : air, angin dan api adalah hal baik. Bahkan kita sangat membutuhkannya bagi kehidupan. Tetapi ketika kita tidak mampu mengelolanya hingga kita mampu memahami kapan kita harus menerapkannya dan kapan kita harus menghindarinya, maka mereka bisa berubah menjadi bencana atau malapetaka.

Senjata api, alcohol dan obat bius adalah hal yg buruk yg perlu kita hindari, tapi ketika kita memahami sifat, habitat dan kegunaannya, mereka justu dapat  menolong kita dan bermanfaat.bagi banyak hal.

Senjata api bisa menjadi penolong saat kita berhadapan dengan penjahat, obat bius dapat membantu kita mengatasi rasa sakit atau saat operasi begitu juga halnya dengan alcohol.

Artinya, saat kita memandang suatu benda atau sifat seseorang dan memberikan penilaian bahwa benda atau sifat itu buruk atau jelek, sesungguhnya, kita belum memahami sifat dan manfaaat yang terkandung di dalamnya.

Segala yang terasa dalam jiwa sebenarnya bukan disebabkan hal-hal atau benda-benda yang ada di luar jiwa kita, juga bukan karena sifat yang menyertainya. Hal itu semata-mata karena kemampuan kita mengelola rasa dan jiwa kita.

Kenistaan bukan karena sifat benci dan marah yg ada, semua karena kurangnya pemahaman kita pada sifat-sifat tersebut diatas

Apa jadinya ketika seorang anak yang melakukan kesalahan justru kita puji? Atau kita diam saja ketika orang yang kita sayangi digoda atau dilecehkan orang?

Setelah kita mengetahui manfaat marah, benci dan sederet hal buruk lainya haruskah kita kubur dan kita bunuh hal – hal tersebut dari kamus jiwa kita ?

Bukan orang yang melakukan hal-hal buruk yang harus kita benci, tapi kita harus marah dan benci pada hal – hal buruk itu sendiri.

Susah????

Iya betul, saya juga susah mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tapi saya berjuang terus supaya saya bisa mengelola perasaan marah dan benci itu, menempatkannya pada tempat dan waktu yang tepat sehingga perasaan itu sungguh bermanfaat, setidaknya bagi diri saya sendiri.



Semarang 8 Juni 2012


0 komentar:

Posting Komentar