Tuhan telah mengilhamkan kepada manusia dua hal yang hakiki
dalam hidup ini : Keburukan dan kebaikan. Seringkali kita hanya terfokus pada
kebaikan saja tanpa mengerti betapa berartinya keburukan itu.
Marah dan benci adalah hal yang dianggap buruk. Secara kasat
mata kita bisa menilainya sebagai hal yang buruk. Sebaliknya, cinta seringkali
kita anggap sebagai hal yang baik. Namun demikian, sesungguhnya kedua hal ini
bisa berubah. Yang baik menjadi buruk, dan yang buruk menjadi baik.
Menurut kitab suci, semua hal yang dijadikan Tuhan itu baik
adanya. Marilah kita melihat bagaimana marah dan benci bisa menjadi suatu
kebaikan.
Kita ambil contoh : air, angin dan api adalah hal baik. Bahkan
kita sangat membutuhkannya bagi kehidupan. Tetapi ketika kita tidak mampu
mengelolanya hingga kita mampu memahami kapan kita harus menerapkannya dan
kapan kita harus menghindarinya, maka mereka bisa berubah menjadi bencana atau malapetaka.
Senjata api, alcohol dan obat bius adalah hal yg buruk yg perlu
kita hindari, tapi ketika kita memahami sifat, habitat dan kegunaannya, mereka
justu dapat menolong kita dan
bermanfaat.bagi banyak hal.
Senjata api bisa menjadi penolong saat kita berhadapan
dengan penjahat, obat bius dapat membantu kita mengatasi rasa sakit atau saat
operasi begitu juga halnya dengan alcohol.
Artinya, saat kita memandang suatu benda atau sifat
seseorang dan memberikan penilaian bahwa benda atau sifat itu buruk atau jelek,
sesungguhnya, kita belum memahami sifat dan manfaaat yang terkandung di
dalamnya.
Segala yang terasa dalam jiwa sebenarnya bukan disebabkan
hal-hal atau benda-benda yang ada di luar jiwa kita, juga bukan karena sifat
yang menyertainya. Hal itu semata-mata karena kemampuan kita mengelola rasa dan
jiwa kita.
Kenistaan bukan karena sifat benci dan marah yg ada, semua
karena kurangnya pemahaman kita pada sifat-sifat tersebut diatas
Apa jadinya ketika seorang anak yang melakukan kesalahan
justru kita puji? Atau kita diam saja ketika orang yang kita sayangi digoda
atau dilecehkan orang?
Setelah kita mengetahui manfaat marah, benci dan sederet hal
buruk lainya haruskah kita kubur dan kita bunuh hal – hal tersebut dari kamus
jiwa kita ?
Bukan orang yang melakukan hal-hal buruk yang harus kita
benci, tapi kita harus marah dan benci pada hal – hal buruk itu sendiri.
Iya betul, saya juga susah mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Tapi saya berjuang terus supaya saya bisa mengelola
perasaan marah dan benci itu, menempatkannya pada tempat dan waktu yang tepat
sehingga perasaan itu sungguh bermanfaat, setidaknya bagi diri saya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar