Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Kamis, 16 Januari 2014

Wawancara Imajiner Saya Dengan Sopyan Hadi – Teknisi KRL Serpong – Bintaro 11 Desember 2013

Kamis, 16 Januari 2014
Saya : Selamat siang mas. SH : Selamat siang mbak. Saya : Bagaimana kabarnya ? SH : Baik-baik saja. Saya : Mas Sopyan, saya tidak ingin menanyakan kronologi peristiwa tersebutkarena media sudah banyak menceritakannya. Saya hanya punya satu pertanyaan : Mengapa Mas Sopyan tidak segera menyelamatkan diri, padahal anda punya banyak kesempatan untuk itu? SH : Begini mbak. Dari kecil saya bercita-cita menjadi masinis.Saya Sangat kagum dengan profesi masinis. Tapi kebetulan saya tidak punya kesempatan menjadi seorang masinis. Rupanya Tuhan menakdirkan saya menjadi teknisi di KRL supaya saya bisa menyelamatkan banyak orang. Sebetulnya saya juga kecewa ketika pertama kali saya mendaftar di PT. KAI dan tidak diterima. Bahkan saya sempat 3 x tes. Saya marah, jengkel dan putus asa. Akhirnya saya mendaftar bekerja di perusahaan lain. Tapi, ternyata Tuhan memberi kesempatan saya untuk bekerja di PT. KAI bukan sebagai masinis tapi sebagai teknisi. Saya menyadari panggilan saya setelah jiwa saya terpisah dari raga saya. Saya senangpada detik-detik terakhir sebelum tabrakan saya bisa memberitahu para penumpang untuk bersiap menyelamatkan diri. Saya tidak tahu apa jadinya kalau saya mengambil keputusan menyelamatkan diri saya sendiri. Saya : Boleh tahu apa yang ada di pikiran mas Sopyan di saat-satterakhir ? SH : Saat itu dari jauh saya sudah melihat truk yang nyelonong walaupun sirine sudah berbunyi. Memang palang pintubelum turun. Saat itu sepertibiasa di daerah itu macet. Saya lihat truk tanki bensin yang nyelonong itu sepertinya mogok. Saya langsung berpikir, saya harus segera memberitahu penumpang akan kemungkinan terjadinya tabrakan dahsyat. Yang terbayang di benak saja, sekian kilo liter bensin terbakar akan menimbulkan banyak korban bukan cuma penumpang tapi jugamasyarakat disekitar kejadian. Akhirnya saya memutuskan membuka kabin penumpangdan memberitahu mereka bahwa sebentar lagi kereta akan bertabrakan. Saya tutup kembali pintu kabin dan Blaaaarrrrr ! Setelah itu saya tidak ingat apa-apa dan ternyata saya sudah beralih dunia. Saya : Mungkin mas Sopyan ada pesan untuk keluarga, korban atau pembaca ? SH : Ya, saya mau berterimakasih pada keluarga, sahabat dan kerabat yang selalu mendukung saya. Saya sudah berada di tempat yang bahagia. Saya juga turut berbela sungkawa pada keluarga korban yang kehilangan orang-orang yang dicintainya. Juga mereka yang masih dirawat di RS. Semoga segera pulih. Dan saya juga berpesan pada semua pengendara yang hendak melintas di jalur kereta api, berhati-hatilah, jangan tergesa-gesa. Tindakan anda menimbulkan kerugian yang amat dasyat. Bukan cuma kerugianmaterial, kesedihan, tapi juga ada banyak mimpi dan masa depan yang terpaksa anda hancurkan dengan kecerobohan dan ketergesa-gesaan. Semoga Tuhan mengampuni kita semua. Saya : Terimakasih Mas Sopyan atas waktunya. Selamat beristirahat dalam damai. “Sejatinya kita semua adalah pahlawan. Sekecil apa pun peran seorang manusia, ia terlahir untuk menjadi pahlawan. Dan Sopyan Hadi telah memilih menjadi seorang pahlawan yang mengorbankan dirinya untuk keselamatan orang banyak." Rest in peace Sopyan Hadi, akan kami simpan air mata ini dan menggantinya dengan senyum kebanggaan. Semarang 11 Desember 2013 (Data dirangkum dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar