Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Jumat, 03 Juli 2015

SEX, KESAKRALAN PERNIKAHAN DAN WISATA KULINER

Jumat, 03 Juli 2015
0 komentar
Hebohnya prostitusi di pemberitaan hari belakangan, dan curhatan teman-teman tentang perselingkuhan pasangannya membuat saya berdiskusi dengan suami.

Menarik sekali pemikiran suami saya dan ini membuat saya tergerak untuk menuliskannya.

Bagi kami berdua, sex adalah suatu yang sangat sakral, dimana kami bersatu memberikan diri satu sama lain untuk merasakan rahmat kenikmatan yang disediakan Tuhan dalam institusi Perkawinan.

Suami saya mengatakan bahwa pergaulan, lingkungan, pendidikan keluarga dll, menggeserkan nilai sex atau lebih tepatnya hubungan suami istri yang mulanya adalah suatu yang sakral, menjadi tak lebih dari layaknya wisata kuliner.

Seharusnya seorang suami atau istri yang sudah menyatu dan memiliki chemistry akan tahu jika pasangannya selingkuh atau sedang beralih perhatian. Di saat itulah seharusnya suami/istri mulai memberikan pengawasan, mengingatkan pasangan dan, merebut kembali perhatiannya agar tidak terjerumus pada hal yang kurang terpuji. Penting kiranya mengasah kepekaaan satu sama lain, kepedulian akan perhatian pasangan, rasa rindu terhadap pasangan dan perasaan saling membutuhkan dan dibutuhkan.

Dahsyatnya hedonisme telah memporak-porandakan tatanan Perkawinan. Orang suka cicip sana, cicip sini merasakan kenikmatan yang berbeda. Lupa akan komitmen perkawinan.

Apakah itu artinya ia tidak setia, atau tidak cinta pada pasangannya. Belum tentu! Karena bisa jadi ia hanya memuaskan hasrat makan enak. Mencoba dan membandingkan menu yang sama di resto A dengan resto lain. Mana mau ia membawa kokinya pulang. Paling-paling cuma makan di tempat dan tidak mau mencuci piringnya. :-)

Pendapat suami diatas membuat saya melontarkan pertanyaan, jadi jika suami/istri diselingkuhi harus bagaimana ? Jawabnya : Ya tergantung kebesaran hati orang yang dikhianati. Apakah dia akan pura-pura tidak tahu, tapi rumah tangganya aman, atau mendiskusikan dengan pasangan untuk mencari jalan keluar, atau yang terakhir memilih berpisah.

Saya tidak mau berpikir ataupun membayangkan dikhianati pasangan. Seram rasanya berada di situasi yang bisa memporak-porandakan keluarga, hati dan masa depan seseorang.

Susah saya mau bicara hal serius begini yang membuat orang yang mengalaminya bisa gila, menangis atau tertawa sendiri berhari-hari.

Harapan saya, masih banyak orang yang berpendapat bahwa Sex adalah sesuatu yang sakral, bukan sekedar wisata kuliner. Sudah itu saja. Ga bisa ngomong lebih panjang lagi.


Semarang, 13 Mei 2015

read more

Menghitung Berkat – Mencipta Bahagia

0 komentar
Dalam surga kecilku : keluarga, kami punya tiga hari berturut-turut yang slalu dirayakan penuh kesederhanaan dan sukacita. Urutan hari yang cukup unik : tanggal lahir, pernikahan dan kelahiran anak kedua kami.

Lahir – menikah – punya anak kedua. Mungkin nantinya akan diakhiri dengan tanggal kematianku : tanggal 7 Mei. Who knows ? Hahahahaha.


Setelah menikmati roller coaster kehidupan beberapa tahun lalu, aku ingin merayakan hari special ini bersama suamiku secara istimewa. Tetapi sayang sekali, rencana yang telah kubuat jauh hari, tak seindah yang dibayangkan. Ada saja hal yang membuat kacau dan sedih. Rasanya kecewa, marah, tak berdaya campur aduk jadi satu.



Diam-diam aku menangis. Tengah malam saat semua sudah tertidur, aku mengeluh pada Tuhan, menumpahkan segala kekesalan dan ketidak-berdayaanku. Tiba-tiba seperti ada suara hati kecilku, yang kuyakini itu suara Tuhan berkata,
„Sudahlah, itu adalah bagianku, jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja, dan kamu akan menerima kebahagiaan yang lebih.“

Aku mengakhiri percakapanku dengan ucapan syukur atas kebaikan dan penghiburanNya.



Lalu aku teringat ucapan seorang sahabat. Hitunglah berkatmu tiap-tiap hari, dan kamu akan melupakan kesedihanmu.

Benar saja, aku mulai menghitung berkatku beberapa hari itu. Mulai dari hujan doa dari para sahabat yang memberi ucapan selamat, dan kebersamaan bersama suami yang cukup panjang, yang membawaku pada masa remaja dan ketenangan saat berada disisinya, hingga dukungan banyak teman untuk rencanaku membuat GARAGE SALE (menjelang lebaran nanti, yang dananya akan diserahkan untuk membantu biaya kuliah anak asuh perguruan tinggi), membuatku sangat senang.

Aku serasa hidup dan berarti. Aku sadar bahwa ternyata kebahagiaan hidup adalah saat diri ini berarti untuk orang lain. Meski aku bukan miliarder, bahkan mobil untuk mengambil barang-barang yang sudah disiapkan teman-teman untuk rencana tersebut aku tak punya, tapi aku punya banyak kawan yang siap membantu.



Padahal, acara tersebut adalah ide dadakan. Ide tersebut lahir dari keinginan untuk berswadaya dan swakarsa, mencari dana untuk biaya kuliah para anak asuh perguruan tinggi yang masih kurang banyak. Tetapi, atensi, dukungan dan sambutan teman-teman sungguh luar biasa, membuatku semangat.

Secara khusus pada kesempatan ini, aku ingin mengucapkan terimakasih untuk semua keluarga dan sahabat, atas doa, dukungan dan perhatian untukku dan keluargaku. Terimakasih juga untuk teman-teman yang belum terlalu kukenal, tapi berkenan mendoakan di hari ulang tahunku.

Pernah kutulis, bahwa bagi sebagian orang yang menggunakan FB, tanggal lahir disembunyikan karena alasan tertentu. Tapi, bagiku, itu adalah hari yang kunanti, karena saat itu begitu banyak doa tercurah. Dan aku yakin, Tuhan mendengarkan dan mencatat doa teman-teman untukku.

Dan akhirnya, tak henti-hentinya aku berterimakasih pada Sahabatku : Yesus, yang selalu ada dalam tangis dan ceriaku.

Yang terakhir, selamat ulang tahun Skolastika Meitrisya Aprodite, Dewi Cintaku yang berilmu, cermin hidup yang tangguh, tekad yang kuat dan berjiwa pelayanan yang tinggi. Terberkatilah kamu anakku sayang, untuk slalu menjadi berkat bagi orang lain.



Semarang, 06 Mei 2015
Day 3 of our family Triduum .

read more

PUTRIKU, UJIAN PRAKTEK SIM DAN DOSA DIAM

0 komentar
Judul di atas terlintas, saat saya mengikuti Misa.

Saat itu Pastor mengatakan, menurut seorang sosiolog, entah siapa namanya (karena tidak terekam dalam ingatan saya) mengatakan bahwa "carut marut di Indonesia ini terjadi karena banyak orang pintar diam“. Umumnya mereka tidak mau repot dan malas terkena masalah atau dikatakan cerewet.

Hal in imengingatkan saya saat mengantar putri saya untuk ujian SIM. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, ujian praktek SIM yang menurut saya sangat tidak masuk akal. Bahkan saya pikir, yang bisa lulus ujian praktek seperti ini adalah mereka yang mengendarai dengan ugal-ugalan.

Untuk mendapatkan SIM beberapa tahap yang harus kita penuhi adalah sbb :

1. Mempersiapkan fotokopi KTP
2. Mengurus surat keterangan sehat di klinik
3. Melakukan registrasi pengurusan SIM di Polres
4. Melakukan ujian teori
5. Melakukan ujian praktek
6. SIM selesai diurus

Kegiatan1-4 tidaklah terlalu sulit. Hanya pada kegiatan 2, menurut saya sering kali dilakukan asal-asalan. Tetapi pada kegiatan yang ke 5, ujian praktek sangat tidak relevan. Dari pengalaman saya mengemudi saya hampir tidak pernah menghadapi rintangan seperti yang diujikan.

Jadi apa yang dicari Polisi, jika yang mengikuti ujian praktek 100 orang dan yang lulus hanya 2 orang ? Tidak ada lain selain prasangka buruk, yaitu uang bawah tangan alias suap!

Walaupun Polisi sudah memberikan sosialisasi trik untuk bisa lulus, tetapi jika materi ujian praktek masih saja demikian, sulit sekali menghindari praktek korupsi dan suap.

Perhatikan saja video berikut, dan anda bisa menyimpulkan sendiri dari hasil ujian tersebut.

https://www.youtube.com/watch?v=Sp3gXpo6BHI
https://www.youtube.com/watch?v=8b19pZtpmt8

Dan harus saya akui, saya memang termasuk salah satu pendosa yang melakukan dosa diam dan tak mau repot. Bagaimana dengan anda ?

Tapi dengan menyuarakan hal ini saya berharap, semoga ada perbaikan dalam materi ujian praktek pembuatan SIM. Lebih realistis dan tidak ada maksud tertentu dari pihak kepolisian yang malah justru melegalkan kecurangan-kecurangan.

Sebaliknya ujian praktek pembuatan SIM akan memberikan pengalaman pada pengendara, cara mengemudi yang aman dan tidak membahayakan pengguna jalan lainnya.

Semarang, 22 April 2015

read more

Memahami Kesalahan Sebagai Suatu Proses Belajar Hidup Lebih Baik

0 komentar
Kemarin sore, usai menjaga mertuaku yang sakit di RS,suamiku bercerita :

“ Bu, Vento harus diawasi lebih ketat ya. Yoyok (adik suamiku - yang menjadi orang tua asuh sementara, karena Vento tidak mau pindah sekolah), tadi kasih tahu, kalau orang tua teman kelas B, datang. Dia mencari anaknya yang enggak pulang.“

„Terus ?“, tanyaku.

„Iya, katanya anaknya pergi dari rumah. Setelah dimarahi karena nonton film yang belum pantas ditonton untuk anak seumurannya. Yoyok dan Cicik (istrinya) langsung marah-marah dan pesan pada Vento, kalau temannya itu datang ia akan diusir. Pokoknya Vento ndak boleh main sama dia.“

Aku terdiam. Sejenak pikiranku melayang ke anak tersebut. Menempatkan diriku sebagai dirinya. Tak terasa hatiku terasa sakit. Ahhhh... Anak sekecil itu pasti sedang tersesat. Tidak selayaknya dia dijauhi, apalagi dicap sebagai anak nakal.

Bergegas, aku mengambil telpon genggamku dan menelpon Vento untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Kringgg ...

“Halo,” Suara Vento terdengar diseberang.

“Selamat sore dek Vento, apa kabar nak? Katanya besok ulangan ya ?” tanyaku.

„Iya, bu,“ sahutnya.

„Dek, tadi ayah cerita ke ibu, katanya habis dilaporin om tentang temanmu yang pergi dari rumah. Bagaimana itu ceritanya ?“

„Oh itu. Jadi,aku memang pernah diajak main sama temanku itu. Tapi aku enggak mau. Aku takut nonton begituan,“ jawab Vento tenang. „Tapi, aku memang pernah lihat video porno itu di FB soalnya aku di tag temanku, dan aku enggak tahu. Lalu langsung aku hapus. Ya udah cuma sekali itu, bu,“ lanjutnya.

„Hmmm, syukurlah. Ibu percaya sama dek Vento. Adek ingat kan dulu ibu pernah bilang sebelum membelikan HP, ibu mau kasih HP tapi harus dipakai untuk tujuan yang baik. Kalau adek lihat hal-hal yang belum pantas untuk anak seumuran adek, Dek Vento harus jaga diri sendiri. Karena akibatnya akan fatal.Tuh lihat, kasihan temanmu. Sekarang dia ketakutan. Pergi dari rumah. Padahal sebentar lagi ujian. Masa depannya bisa hancur,“panjang lebar aku menasehatinya.

„Iya bu, aku tahu. Aku akan ingat terus pesan ibu,“ jawab Vento meyakinkanku.

Hatiku sangat lega. Aku berterimakasih pada Tuhan karena Dia selalu menjaga keluargaku. Aku percaya Vento. Dia anak yang bertanggung jawab.

Pagi tadi setelah semalam kembali menjaga mertuaku bersama suamiku, aku bertemu dengan Yoyok. Dia kembali mengulang ceritanya. Dan bercerita bahwa Kepala Sekolah juga menyesalkan menerima anak tersebut, karena ia pindahan dari sekolah lain juga diakibatkan karena kenakalannya. Kemudian aku menjawab,

„Kasihan anak itu. Tidak seharusnya ia dimusuhi. Ia harus mendapat pendampingan yang tepat. Atau dia akan semakin tersesat. Dia juga tidak boleh dikucilkan.Semua anak bisa jatuh dalam kesesatan karena pergaulan. Tinggal bagaimana kita membekali anak-anak dengan pengetahuan sebab dan akibat. Bukan larangan semata,” Aku menutup pembicaraan karena harus segera berangkat kerja.

Saat jam istirahat, aku punya waktu kembali untuk merenungkan kejadian Vento. Kuhela nafas dalam-dalam. Yah, di jaman sekarang ini, orang sulit sekali menerima sebuah kesalahan sebagai suatu proses belajar untuk hidup lebih baik. Kita cenderung menghakimi. Tak heran begitu banyak kejahatan berulang tanpa solusi. Pendekatan manusiawi cenderung diabaikan dan sudah tidak lagi dikedepankan. Kita cuma sibuk menghakimi tanpa berusaha mencari sebab „mengapa“ untuk kemudian membantu mencari jalan keluar agar para pelaku kesalahan atau kejahatan dapat terlahir kembali menjadi manusia baru yang lebih baik.

Seandainya ...


Semarang, 10Maret 2015

*Semoga teman Vento kembali ke rumah dan mendapatkan pendampingan yang tepat.

read more

Retret Agung 2015 – Kasih Yang Memberi Solusi

0 komentar
Seperti halnya umat muslim yang berpuasa sebelum hari raya Idul Fitri, demikian juga halnya umat Katolik. Masa puasa umat Katolik berlangsung 40 hari sebelum Paskah. Masa ini disebut sebagai masa Prapaskah atau Retret Agung yang mengajak umat untuk melakukan jeda,merefleksi dan menimba kesegaran baru. Hal ini mengacu pada apa yang telah dilakukan oleh Nabi Musa dan Elia, yang berpuasa 40 hari lamanya sebelum mendapatkan tugas perutusan dari Allah.

Dalam masa istimewa selama 40 hari ini, umat diharapkan membangun kehidupan doa, bermati raga dan melakukan tindakan atau karya kasih. Tidak cukup hanya berdoa,menghindari kebiasaan buruk, tetapi juga memperbaiki relasi dengan sesama.

Puasa, pantang dan matiraga, sejatinya adalah sebuah proses membersihkan diri untuk membentuk sebuah pibadi yang layak mendapat buah penebusan Kristus. Penyangkalan diri menjadi kunci utama dalam proses pembersihan ini.

Penyangkalan diri bisa dilakukan dengan cara sederhana. Karena inti dari penyangkalan diri adalah melepaskan diri dari kemelekatan. Misalnya : berjam-jam nonton TV,bermain gadget, merokok, makan manis/asin, menggosip, dlsb.

Tahun ini Keuskupan Agung Jakarta dan Keuskupan Agung Semarang mengambil tema masa Prapaskah yang hampir sama :

“Tiada Syukur Tanpa Peduli” – Keuskupan Agung Jakarta
“ Iman Disertai Kasih Semakin Hidup” - Keuskupan Agung Semarang

Kedua tema tersebut dilandasi pada sebuah bacaan kitab suci (Mrk 1:40-45), yang bercerita tentang Yesus mentahirkan orang kusta.

“Pada masa Perjanjian Lama, orang yang menderita kusta, dianggap najis. Mereka disingkirkan dan harus berpakaian cabik-cabik, rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru : “Najis! Najis!”, supaya orang lain yang berjumpa atau berada dekat dengan dia menyingkir agar tidak ketularan najis. Namun tidak cukup bahwa ia sembuh.
Untuk diterima kembali dalam masyarakat dan ikut dalam perayaan suci, kesembuhannya harus dinyatakan secara resmi oleh imam (Im 14:2-32). Itulah sebabnya Yesus mengatakan kepada orang yang disembuhkan-Nya untuk memperlihatkan diri kepada imam. Tetapi proses itu tidakmudah : para imam sulit dijumpai – apalagi ketika ibadah dipusatkan di satu tempat – dan syarat-syaratnya pun sulit dipenuhi oleh orang-orang sederhana. Dengan demikian lengkaplah penderitaan yang ditanggung oleh orang kusta itu.
Melihat orang yang menderita seperti itulah hati Yesus tergerak oleh belas kasihan (Mrk1:41). Inilah sebentuk kepedulian yang amat nyata. (Surat Gembala Masa Prapaskah 2015 Uskup Agung KAJ) “

Kenyataan tersebut diatas sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Birokrasi yang rumit untuk mendapatkan perawatan di RS bagi orang miskin contohnya, menjadi keluhan yang biasa kita dengar.

Yesus memberikan teladan dan mengajak kita mengambil bagian memulihkan martabat kemanusiaan saudara-saudara di sekeliling kita.

Pemerintah saat ini sudah bergerak dengan program-program pemulihan martabat kemanusiaan : kemudahan mendapatkan hak hidup sehat dengan adanya kartu BPJS, kemudahan memperoleh pendidikan dasar dengan adanya Kartu Pintar dan masih banyak lagi.

Tetapi kita perlu menyadari, masih banyak hal yang menjadi ladang kita untuk berperan dalam pemulihan martabat manusia.

Semoga dalam masa Retret Agung ini, dalam keluarga, kelompok maupun komunitas, kita bisa merencanakan satu gerakan pemulihan martabat kemanusiaan dengan cara-cara sederhana yang terjangkau dan mampu kita hayati bersama. Kita wujudkan kasih yang memberi solusi sebagai wujud syukur dan kepedulian kita.

Bukan hal mudah memang, tapi kita bisa, harus bisa dan pasti bisa !

Selamat memasuki masa Retret Agung.


Semarang 17 Februari 2015


http://www.kaj.or.id/2015/02/09/8419/surat-gembala-prapaskah-2015-tiada-syukur-tanpa-peduli-1415-februari-2015.php


http://www.stpetrussambiroto.or.id/berita-81/surat-gembala-prapaskah-2015-keuskupan-agung-semarang.html

read more

(Bacaan khusus untuk orang tua) BERHARAP KECUBUNG DINYATAKAN SEBAGAI TANAMAN PSIKOTROPIKA BERBAHAYA

0 komentar
Beberapa hari yang lalu saya mengikuti seminar CARE FOR ME, yang diselenggarakan oleh SOS Desa Taruna. Gerakan Care For Me, adalah sebuah gerakan kepedulian terhadap pendidikan dan pengasuhan anak.

Care For Me peduli terhadap kekerasan pada anak, tidak hanya di dalam keluarga, tapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Untuk itulah Care For Me akan membentuk suatu jaringan dari berbagai komponen masyarakat untuk dapat melindungi anak-anak dari berbagai tindakan kekerasan dan pengaruh negatif media maupun masyarakat di sekelilingnya.

Dalam diskusi saat itu muncul cerita dari seorang guru, yang prihatin terhadap tindakan muridnya yang mengarah pada hal yang berbahaya. Tindakan tersebut adalah merokok menggunakan tambahan daun/bunga Kecubung.

Saya memang pernah mendengar ledekan teman-teman ketika seseorang ngocol. Dia akan diolok sedang mabuk Kecubung.Tapi saya tidak begitu ngeh, sedahsyat apakah pengaruh Kecubung terhadap kesehatan maupun mental seseorang.

Setelah saya browsing tentang bahaya Kecubung bagi kesehatan, saya cemas, betapa tanaman ini sangat berbahaya.

Di kalangan masyarakat India dahulu, Kecubung dipakai untuk membius korban persembahan bagi para dewa.

Mempertimbangkan efek yang begitu hebat (karena membaca beberapa tulisan dan pengalaman, bahwa Kecubung lebih dahsyat efeknya daripada ganja) maka, pemerintah, dalam hal ini dinas kesehatan dan kepolisian harus berani menyatakan bahwa Kecubung mengandung zat psikotropika berbahaya. Pemerintah harus mengeluarkan aturan yang mengatur penggunaan Kecubung sebagai obat sekaligus zat berbahaya.

Saya juga ingin memberikan informasi pada para orang tua, bahwa pergaulan anak-anak harus diwaspadai. Selain nge-lem, mereka juga mulai mencoba hal-hal seperti yang diceritakan teman guru tersebut diatas. Orang tua perlu waspada dan berwawasan dalam memberi informasi yang tepat kepada putra-putrinya.

Berikut saya buat tabel kandungan tanaman Kecubung berserta manfaat dan bahayanya.

Kandungan Manfaat Bahaya
Iosin Antintitusif (Batuk) Penghilang kesadaran
Co-oksalat Anti rematik Menyebabkan halusinasi
Atropin (hyosiamin) Anti asmatik Keracunan
Skopolamin Analgesik (Penghilang nyeri)
Alkaloid Anastetik (Pemati rasa)
Afrodosiak (peningkat gairah) Anti eksim
Saponin


Mabuk Kecubung, sudah menyebabkan jatuh korban meninggal. Seseorang yang mabuk Kecubung bisa berhari-hari berhalusinasi, dan bahkan tidak sadarkan diri. Mereka yang mabuk Kecubung bisa hilang rasa malunya, bicara sendiri, hingga keliling tanpa busana tanpa rasa malu.

Jika anda menemui seseorang yang mabuk Kecubung, segera beri ia minum kopi keras,dan hindari ia tertidur. Lalu tempatkan ia di tempat yang lapang.

Kecubung hanya baik dipakai sebagai obat luar, itupun harus dengan takaran dan komposisiyang tepat.

Mengingat dahsyatnya dampak Kecubung bagi kerusakan mental bangsa, maka saya sangat berharap, pemerintah mulai mengatur penggunaannya. Bukan cuma Kecubung, tapi juga tanaman-tanaman berbahaya lainnya, juga zat adiktif berbahaya yang merusak otak segera ditambah-bakukan.

Waspadai pembudidayaan Kecubung untuk tujuan yang sesat

Semoga,sebelum semuanya terlambat !


Semarang, 3Februari 2015

read more

BEDHES SENTHIR

0 komentar
Gerombolan Bedhes Senthir hari ini sangat berbahagia. Didot untung ratusan juta dari hasil ternak tekek menjeb. Mereka akan mengadakan piknik bersama.

Semalam Didot sudah woro-woro pakai pengeras suara dari balai RT di gang Kampret, tempat para Bedhes Senthir ngumpul tiap malam Jumat Kliwon.

Dewi, Murni, Gogon, Andhara, GRAy Agustina, Anung, Rindu, Mput, termasuk Mamak Fitri pakaiE, juga tak ketinggalan Mamah Nyuci diajak, berjaga-jaga jika para Bedhes berulah. Sebenarnya Taudziyah mama sih ga terlalu ngefek. Kebrutalan para Bedhes ini sungguh tak bisa ditanggulangi dengan taudziyah maupun obat apapun.

Mengetahui rencana para bedhes ini akan jeng-jeng, Dokter Mey Mey langsung pening. Dia sudah hapal apa yang akan terjadi jika para Bedhes ini ngumpul. Yang ada cuma kesialan, kehebohan dan kericuhan layaknya demo dan peperangan di medan laga saja .

Hari ini, para Bedhes itu berencana ke Jogja. Mereka sudah ngumpul dari jam 5 pagi. Si Dewi dan Murni selalu saja udrek, mereka sok-sok an paling ngerti. Dewi mengusulkan naik pesawat. Sedangkan Murni yang punya phobia ketinggian jelas menolak.

“Opo?, aku mbok kon numpak pesawat ???? Iso copot jantungku,” teriak Murni.
“Wooo dasar katrok ! Ndesit !, Yo wis,kono kowe numpak becak tekan Yogya, njaluk tulung Anung pujaan hatimu sing nggenjot, piye ??? Setuju ra ? “ Seru Dewi jengkel.

Murni yang naksirAnung berat langsung berteriak setuju.
„Mau, mau !“Secara dia juga gak tau Jogja itu dimana. Pikirnya dekat, bisa ditempuh cepat dengan becak.

Murni menghampiri Anung yang sedang asyik masyuk dengan GRAy Agustina.
„Beib, kita naik becak aja ya. Kamu gak keberatan kan nggenjot Becak. Kita bisa bercerita sepanjang jalan. Sepertinya romantis banget deh.”

Anung dan GRAyAgustina langsung mendelik. Sementara Dewi cekikikan. Didot masih bingung menentukan transportasi, Mput malah asik mendengarkan taudziyah mamah Nyuci. Mamak Fitri pakai E sliwar sliwer tak sabar. Rindu malah cuwek bernasis Ria.
Didot akhirnya memutuskan naik bis. Dia menyewa bis mini yang kebetulan kosong dan lewat depan gang Kampret.

Bergegas para Bedhes ini berebutan untuk naik. Seperti biasa Dewi dan Murni udrek bagaikanTom and Jerry. Bawaannya yang komplit sungguh merepotkan. Sampai-sampai si Gogon dan Andhara terjungkal kesampluk tas-tas si Dewi dan Murni.

Gogon tentu saja ngah-ngoh. Dia bingung. Termos kesayangannya sampai terlempar jatuh .Krompyanggggg !!! Glodagggg ! Pyarrrrr !!!. Setengah berlari dia memungut termos kesayangannya sambil berlari menuju Mamak Fitri pakai E.

„Nyuwun duka mamak, Gogon tidak bisa menjaga dengan baik termos ini.“

Mamak Fitri pakai E sedih. Termos itu adalah peninggalan nenek moyangnya yang sangat berharga.Tetapi ia menepuk bahu Gogon. Sudahlah, nanti kita beli lagi ya. Tapi jaga gembornya baik-baik.

Anung dan GRAy Agustina mulai mencium ketidakberesan yang bakal terjadi. Ia berbisik pada Anung,

„Ay, kita nggak usah ikut aja yuk. Kayaknya kita gak selevel deh ama mereka. Mending kita jalan-jalan sendiri. Pusing aku ngeliat mereka.”

Anung yang merasakan hal yang sama langsung menyetujui usul kekasihnya. Ia segera menemui Didot dan berkata,

“Dot,maap, kayaknya my beib agak kurang enak badan. Maap, kami ga jadi ikut ya. Mungkin lain kali kita bisa jeng-jeng bareng.

Sementara itu Andhara yang pusing mendengar keluhan Gogon yang termosnya pecah juga mulai merasa mual. Dia pun sudah membayangkan kesialan perjalanan jika terus bersama para Bedhes ini. Melihat Anung dan GRAy Agustina pamit, dia pun juga inginmelarikan diri dari kebaikan si Didot kali ini. Pikirnya, senang-senangnya sebentar tapi sepanjang perjalanan bisa jadi musibah tak terlupakan seumur hidupnya. Akhirnya Andhara pun juga mengajukan permohonan pamit pada Didot.

Mput dan Rindu mlongo melihat 3 orang sudah mengundurkan diri. Mput yang sudah pusing mendengarkan taudsiyah mamah sepanjang pagi mulai nggregesi. Rindu yang belum-belum kecapekan narsisjuga mulai gamang. Dia berbisik pada Mput.

„Piye ki, Mput. Bisa-bisa kita jadi saksi tragedi berdarah antara Dewi dan Murni. Belum lagi si Gogon yang nyebelin tuh. Juga mamah yang taudsiyah mlulu ga ada capeknya. Kabur aja yuk....“

Mput serasa mendapatkan angin segar kabur dari taudsiyah mamah, tentang pergaulan bebas dan pernikahan. Tanpa ragu ia menganggukkan kepala dan ijin untuk pipis bersama Rindu tanpa pernah kembali ke bis.


Tinggallah Dewi, Murni, Didot, Gogon, Mamak Fitri pakai E yang setia menjaga Gogon, dan Mamah Nyuci.

Gogon yang tak bisa hilang rasa bersalahnya pada termos peninggalan nenek moyangnya, tidak lagi punya selera untuk meneruskan perjalanan. Walaupun sang Mamak sudah menghibur, tapi Gogon tetap tidak bisa menghilangkan kesedihannya.

„Mak, Gogon ngga sanggup meneruskan perjalanan ini. Kita pulang mak. Gogon mau nyekar saja, minta maap ama leluhur karena sudah memecahkan Termos kesayangan Mamak.”

Satu per satu gerombolan Bedhes undur diri. Didot mulai kebingungan. Tinggallah Dewi dan Murni yang masih bersemangat dan Mamah Nyuci, yang merasa bertanggung jawab terhadap kedua gadis Bedhes ini.

Didot sepertinya juga tidak sanggup meneruskan perjalanan piknik yang dia impikan.Tapi apa daya dia sudah melakukan transaksi dengan sopir bis itu. Lalu ia berkata :

“Wik ,Mur, Mah, sori aku kok dapat telpon dari customer tekek yang mau ketemu aku nih. Kalian terus berangkat aja ya. Aku bawain uang,.

Si Murni langsung teriak :

“Whattttt???? Aku tiwas dandan dan bawa bekel tiga hari tiga malam mau gak jadi, ? Yang bener aja !!”

Sementara si Dewi langsung mendelik. Dia sebenarnya berencana menengok RS tempat dia dirawat di daerah Pakem itu. Kalau sampai ini gagal, dia akan sangat menyesal.

Akhirnya,mereka bertiga menyetujui terus berangkat. Didot pun undur diri.

Sepanjang jalan, Dewi dan Murni terus udrek sok-sok an. Dan mamah pun dengan sabar terus memberikan taudziyahnya.

Sopir bis mulai jengkel. Muncul ide nakalnya. Ia akan membuat 3 orang cewek ini nangis-nangis dan kapok naik bis. Sehingga mereka minta turun dan ia tak perlu jauh-jauh mengantar mereka sampai Jogja.

Bis dia jalankan dengan ugal-ugalan. Zig-zag sana sini, sampai ketiga bedhes cewek ini muntah-muntah.

Murni berteriak-teriak, Dewi sudah lemas karena terus mutah-mutah, sementara mamah terus berdzikir memohon keselamatan

“Whueyyy pak brenti !!!! Brenti !!!! Sampeyan ediaaaannnnnn., “ jerit Murni.
“Aku belum nikah. Mandekkkkkkkkkkkkkk, pak. Tak laporke PSSI sampeyan.”

Pak Sopir tak peduli, dia ngakak-ngakak dalam hati. Daripada gue yang pusing ndengerin kalian ribet, mending lu yang pusing dah. Paling Cuma dilaporin PSSI ini, ga masalah lhah... hahahahaha.

Akhirnya 3 Bedhes Senthir ini nyerah. Mereka minta brenti daripada mereka tidak selamat.

Turun dari bis, Dewi semaput, mamah Nyuci pingsan, tinggal murni yang jingklak-jingklak minta pertolongan mobil yang lewat. Tapi tak seorang pun menggubris mereka.

Owalah... nasib-nasib. Mau mejeng dan narsis di museum De Mata Trik Eye, malah jadi nggak karu-karuan. Murni menangisi perjuangannya yang sia-sia. Pagi itu ia bangun jam 3 untuk berdandan supaya bisa dapat gacoan.

Nasib Dewi pun tak kalah ngenes, ia yang sudah woro-woro dengan sesama mantan pasien di RS PAKEM untuk bertemu di suatu tempat GATOT alias gagal total. Kasihan teman-temanku.

Dilain hal, Mamah Nyuci tetap semangat walau tepar. Tak apalah aku berkorban untuk mereka berdua. Daripada mereka tersesat.

Memang,mamah Nyuci mulia hatinya.... Semangat Mah ! Terus bertaudziyah.


read more

Gerakan Hidup Sederhana

0 komentar
Beberapa hari yang lalu, saya baru saja diskusi dengan Pak Hadi Santono, Ketua Yayasan Anak-Anak Terang yang bersama keluarganya berada di New Zealand untuk studi lanjutan.

Seru sekali diskusi saat itu, karena Pak Hadi Santono bercerita bagaimana beliau di sana hidup hemat.

Dengan 1NZD = Rp. 9500, bensin 1 ltr = 3NZD, sekali makan di warung yang paling murah rata-rata 10-15NZD, terbayang bagaimana orang harus disiplin mengelola keuangannya.

Pak Hadi juga bercerita, naik bus di sana, mulai dari 5NZD untuk jarak terdekat. Kemudian harga sayur setara dengan harga daging. Kobis 1 biji = 8NZD. Belum lagi listrik dan air yang juga mahal. Maka di dukung oleh cuaca, kita tahu para bule itu jarang mandi. 1 Baju mungkin bisa dipakai beberapa kali sebelum dicuci. Tentu hal ini tidak bisa dilakukan di Indonesia, karena cuaca yang panas tidak memungkinkan kita untuk tidak mandi 1 hari saja. Tetapi hal yang bisa dipelajari adalah menghargai segala sumber daya itulah yang terpenting. Bukan PUNG NAK PUNG NO, mumpung enak mumpung ana.

Masih cerita pak Hadi, beras di NZ 1 kg = Rp. 50.000. Dan menurut beliau, orang makan di resto cukup 1-2 lauk saja. Hahahaha kebayang dan geregetan kalau ingat mbak dirumah semua yang ada dimasak. Padahal saya jarang makan nasi dan di rumah cuma berdua. Saya cuma makan sayur secukupnya dan cukup 1 lauk. Hadheehhhhh…..

Ada lagi yang menarik, 1 pcs buku disana seharga 10-12 NZD, 1 pensil = 3 NZD. Jadi tidak ada yang menghambur-hamburkan buku, kertas dan alat tulis. Bahkan surat-menyurat menggunakan surat elektronik.

Nah sementara di Indonesia, setiap tahun ajaran baru buku harus ganti. Padahal saya mengajari anak-anak saya untuk selalu menggunakan buku yang masih bisa dipakai. Tetapi, ketika tahun ajaran baru, sekolah sudah menyiapkan setumpuk buku tulis wajib beli. Pernah suatu ketika saya protes pada gurunya, dan dijawab, ini juga untuk kesejahteraan guru, bu. Duh.... lha kesejahteraan saya bagaimana ? Hahahahha......Tapi tetap saja saya selalu mengajarkan anak-anak untuk menggunakan buku-buku bekas. Saya memang paling tidak bisa melihat sesuatu yang masih bisa digunakan dibuang tak terpakai begitu saja.

Ada cerita lagi tentang baju. Baju seragam murid-murid yang sudah lulus di New Zealand, oleh sekolah, dikumpulkan dan dilelang untuk adik kelasnya yang membutuhkan. Karena harga 1 seragam baru lengkap : baju, celana/rok, jas, sepatu dan kaos kaki adalah 600NZD, sedangkan yang bekas, 100NZD.

Dan masih banyak lagi cerita seru dari pak Hadi, mulai dari odol, sikat gigi dan segala barang remeh temeh yang disana harganya menjadi selangit.

Maka sempat terlontar pernyataan beliau,

“Indonesia itu bukan negara kaya, tetapi gaya hidup rakyatnya serba boros”

Mentalitas rakyatnya parah. Penghargaan terhadap fasilitas umum rendah. Dengan dalih iseng, malas dan miskin, fasilitas umum dirusak, tidak dirawat bahkan dicuri.

Saya juga cukup heran dengan gaya hidup di lingkungan kerja saya. Dengan gaji setara UMR, tetapi sepeda motor dan HP para pekerja itu dari merk yang wah.

Biar miskin asal sombong, biar tekor asal kesohor. Inilah yang sudah menjadi budaya rakyat kita.

Maka, saya cukup bangga dengan anak-anak saya. Mereka sudah sudah terbiasa untuk hidup sederhana. Dari hal makan, anak-anak saya tidak yang wah-wah an. Bahkan seringkali kami ini kalau makan, 2 lauk bisa untuk bertiga.

Dari pakaian, saya membiasakan anak-anak memakai pakaian lungsuran. Kebetulan keluarga besar saya keluarga yang berada. Sehingga bajunya pun masih bagus-bagus. Maka saya minta baju-baju itu dan saya pilih yang masih bisa dipakai. Selebihnya, jika masih harus membeli, barulah kami beli.

Saya memang paling tidak suka menghambur-hamburkan segala sesuatu yang masih bisa digunakan. Jadi, saya juga sering heran, ketika ada yang merasa terhina ketika diberi barang bekas. Lha karena saya selalu senang. Hahahahahaha....... Selalu ada yang membutuhkan barang itu, jika saya tidak memerlukannya. Jadi kenapa harus tersinggung.

Untuk masalah transportasi, saya baru memberi contoh kepada anak-anak saya, untuk menghemat BBM. Jika bisa menumpang ya numpang saja. Kalau perlu jalan kaki jika dekat.. Karena masalah transportasi ini cukup rumit. Hahahahaha…. Ngeles kali ya ?

Nahhhh, pagi ini saya senang sekali membaca ajakan pemerintah yang akan menjadi sebuah Gerakan.

Gerakan itu bernama : Gerakan Hidup Sederhana yang dituangkan dalam suatu surat edaran Menteri PAN No. 13 tertanggal 27 November 2014.

Pemerintah sudah memulai, mari kita semua menindaklanjuti.

Sederhana tidak sama dengan pelit atau kikir. Tapi sederhana adalah memaksimalkan yang ada, dan membatasi yang tidak perlu.

Mari kita mulai dari diri kita sendiri. Menghargai segala sumber daya yang ada, tidak memboroskannya untuk kesenangan pribadi.




Salam sederhana !
Semarang 28 November 2014

read more