Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Jumat, 03 Juli 2015

Menghitung Berkat – Mencipta Bahagia

Jumat, 03 Juli 2015
Dalam surga kecilku : keluarga, kami punya tiga hari berturut-turut yang slalu dirayakan penuh kesederhanaan dan sukacita. Urutan hari yang cukup unik : tanggal lahir, pernikahan dan kelahiran anak kedua kami.

Lahir – menikah – punya anak kedua. Mungkin nantinya akan diakhiri dengan tanggal kematianku : tanggal 7 Mei. Who knows ? Hahahahaha.


Setelah menikmati roller coaster kehidupan beberapa tahun lalu, aku ingin merayakan hari special ini bersama suamiku secara istimewa. Tetapi sayang sekali, rencana yang telah kubuat jauh hari, tak seindah yang dibayangkan. Ada saja hal yang membuat kacau dan sedih. Rasanya kecewa, marah, tak berdaya campur aduk jadi satu.



Diam-diam aku menangis. Tengah malam saat semua sudah tertidur, aku mengeluh pada Tuhan, menumpahkan segala kekesalan dan ketidak-berdayaanku. Tiba-tiba seperti ada suara hati kecilku, yang kuyakini itu suara Tuhan berkata,
„Sudahlah, itu adalah bagianku, jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja, dan kamu akan menerima kebahagiaan yang lebih.“

Aku mengakhiri percakapanku dengan ucapan syukur atas kebaikan dan penghiburanNya.



Lalu aku teringat ucapan seorang sahabat. Hitunglah berkatmu tiap-tiap hari, dan kamu akan melupakan kesedihanmu.

Benar saja, aku mulai menghitung berkatku beberapa hari itu. Mulai dari hujan doa dari para sahabat yang memberi ucapan selamat, dan kebersamaan bersama suami yang cukup panjang, yang membawaku pada masa remaja dan ketenangan saat berada disisinya, hingga dukungan banyak teman untuk rencanaku membuat GARAGE SALE (menjelang lebaran nanti, yang dananya akan diserahkan untuk membantu biaya kuliah anak asuh perguruan tinggi), membuatku sangat senang.

Aku serasa hidup dan berarti. Aku sadar bahwa ternyata kebahagiaan hidup adalah saat diri ini berarti untuk orang lain. Meski aku bukan miliarder, bahkan mobil untuk mengambil barang-barang yang sudah disiapkan teman-teman untuk rencana tersebut aku tak punya, tapi aku punya banyak kawan yang siap membantu.



Padahal, acara tersebut adalah ide dadakan. Ide tersebut lahir dari keinginan untuk berswadaya dan swakarsa, mencari dana untuk biaya kuliah para anak asuh perguruan tinggi yang masih kurang banyak. Tetapi, atensi, dukungan dan sambutan teman-teman sungguh luar biasa, membuatku semangat.

Secara khusus pada kesempatan ini, aku ingin mengucapkan terimakasih untuk semua keluarga dan sahabat, atas doa, dukungan dan perhatian untukku dan keluargaku. Terimakasih juga untuk teman-teman yang belum terlalu kukenal, tapi berkenan mendoakan di hari ulang tahunku.

Pernah kutulis, bahwa bagi sebagian orang yang menggunakan FB, tanggal lahir disembunyikan karena alasan tertentu. Tapi, bagiku, itu adalah hari yang kunanti, karena saat itu begitu banyak doa tercurah. Dan aku yakin, Tuhan mendengarkan dan mencatat doa teman-teman untukku.

Dan akhirnya, tak henti-hentinya aku berterimakasih pada Sahabatku : Yesus, yang selalu ada dalam tangis dan ceriaku.

Yang terakhir, selamat ulang tahun Skolastika Meitrisya Aprodite, Dewi Cintaku yang berilmu, cermin hidup yang tangguh, tekad yang kuat dan berjiwa pelayanan yang tinggi. Terberkatilah kamu anakku sayang, untuk slalu menjadi berkat bagi orang lain.



Semarang, 06 Mei 2015
Day 3 of our family Triduum .

0 komentar:

Posting Komentar