Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Jumat, 18 Oktober 2013

Komposisi Lama di Lagu Baru

Jumat, 18 Oktober 2013
Senja baru saja merekah merah, sebentar lagi akan berubah warna menjadi gelap. Aku termangu di meja makan, usai merangkai peluh menjadi bulir-bulir nasi Di sudut meja, aku membuang pandang, sambil merenda airmata. Mengeja peristiwa menjadi sebuah makna bahagia “Apa yg salah?”, tanyaku gelisah. Kembali aku termangu, kuurai helai demi helai desah dan keluhku. Memisahkan nadanya satu persatu. Kemudian, mengamati, merangkainya kembali menjadi harmoni nada yg baru. Ahhh,sebentar aku terhenyak. “Ini bukan laguku," teriakku! Kekecewaan kembali melumatku. Menghancurkan semua urat bahagia di otakku. "Duhhhhhh, dimana aku yg dulu?" keluhku penuh gerutu. Kuambil kembali nada desah dan keluh itu. Kucoba lagi merangkainya menjadi barisan not dengan komposisi baru. Hufffffft,tetap saja aku tak mampu. Dan lagi-lagi kuteriakkan, "itu bukan laguku!" Sejenak dingin menghampiri. Sekelebat angin berhembus membelaiku. Dielusnya rambut, kemudian diusapnya pipiku. Kupejamkan mata. Menikmati buaian kedamaian itu. Dalamkeheningan, ia mulai membisikkan sebuah pesan, "Aya,kau tak perlu mencipta lagu baru dari nada-nada itu. Cukup dendangkanlah denganrasa syukurmu, sambil hitunglah berkat yang telah kau terima sepanjang hari. Janganlah kesedihan datang karena kauciptakan sendiri.” Aku kembali termangu. Sesekali mengharap semilir itu menghampiriku. Kuhela nafasku dalam-dalam, dan kupungut kembali nada desah dan keluh itu. Kuputar begitu saja, tanpa ku ubah komposisinya... Kali ini aku tak memberontak. Hmmm….Ini memang bukan laguku. Tapi nikmati saja.... Semarang,17 Oktober 2013 Apatis akut…..

0 komentar:

Posting Komentar