Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Jumat, 18 Oktober 2013

Jumat, 18 Oktober 2013
Tanggal 31 Agustus 2013 lalu, (saat berkesempatan ke Malang menghadiri pernikahan seorang sepupu) salah satu tanteku yang hobi sekali makan mengajak makan siang di resto ini. Sempat muter-muter karena ternyata sepupuku, sang penunjuk jalan tidak begitu tahu letak pasti tempat ini. Mengesankan! Itulah kesan pertama memasuki Inggil Museum Resto, Malang yang terletak di Jl. Gajahmada No. 4, di daerah Tugu Malang sekitar Balai Kota. Di depan resto terpampang tulisan ini, dan ulasan mengapa resto ini disebut Resto Museum. Dwi Cahyono, sang pemilik dan penggagas Resto Museum ini, punya ide cemerlang untuk memasyarakatkan museum. Menurutnya, belajar sejarah bisa dilasanakan dimana saja. Berawal dari keprihatinannya terhadap bukti sejarah yang tidak terawat dan dipamerkan pada generasi penerus, maka ia mendirikan Yayasan Inggil, sebuah lembaga penelitian pribadi. Selanjutnya dengan lahan yang ada dan berbekal penelitiannya ia mengembangkan menjadi sebuah resto museum yang diberi nama INGGIL Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa 95% masyarakat kita, enggan datang ke museum. Digratiskan pun kalau bukan karena tugas, mereka pasti menolak. Ia akhirnya meramu konsep bangunan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu pengunjung akan sejarah dipadu dengan suasana santai sambil menikmati makanan khas Nusantara. Dan Inggil Resto Museum inilah hasilnya. Benar-benar ide luar biasa! Yuk masuk menikmati museum restonya… Memasuki resto ini terlihat panggung yang kabarnya dipakai untuk pertunjukkan live kesenian yang ada, baik ketoprak, musik keroncong dlsb. Sayang sekali saat itu saya tidak beruntung menikmati sajian tsb. Selanjutnya mata saya langung tertarik dengan ini…
Nah siapa bisa menemukan topeng yang paling asli di jajaran topeng-topeng ini? Hahahaha….
Sekretaris palsu… mengetik dengan 11 jari… numpang mejeng doang…
Patung di sudut ruangan, yang berdiri itu juga patung hahahaha… Tempelan di tembok-tembok yang menampilkan cerita perjuangan di kota Malang…
Koleksi barang-barang antik… (JC ini termasuk hasil Zero Waste alias nyusuh menurutmu, yang sangat bermanfaat.. Iya kan ????)
Nih koleksi perangkonya ya pak Han… bukan sekedar Hoax…. heehehehe…
Oh ya masakan favorit di sini adalah Pecel Terong, Rawon Buntut, seafood bakar dengan sambal tradisional dan minuman-minuman tradisional pula. Harganya pun cukup lah buat kantong para pelancong… Pecel Terong yang Yummy Akhirnya, setelah dimanjakan dengan suasana yang asik – artistic, musti mampir di sini dulu kalau nggak mau dibilang tukang ngemplang. Iya kan, kang Anung??? Semarang, 9 September 2013 Perjalanan napak tilas sejarah leluhurku. Dari Surabaya, Malang, Nganjuk dan Madiun

0 komentar:

Posting Komentar