Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Jumat, 18 Oktober 2013

Hantu Baru Itu Bernama Kecelakaan

Jumat, 18 Oktober 2013
Akhir-akhir ini berita kecelakaan menguasai media, terpampang sebagai headline. Saya yang mempunyai trauma masa lalu tentang kecelakaan, selalu dibuat berdebar-debar dan pusing kepala membaca ataupun mendengar berita itu. Kejadian demi kejadian,dari kecerobohan sendiri sampai kecerobohan orang lain membuat saya menggigil cemas. Ketika kecerobohan itu datang dari diri sendiri, kita akan berkata: “Ini sebuah pelajaran, agar kita lebih berhati-hati.” Sebaliknya jika kecerobohan itu datangnya dari orang lain, kita akan mendapatkan hiburan: “Ini cobaan, pasti ada hikmahnya, Tuhan tidak akan mencobai umatNya di luar batas kemampuannya.” Tetapi permasalahan tidak berhenti sampai di situ. Di luar segala bentuk kecerobohan tersebut di atas, ada beberapa hal yang bisa diperbaiki. Pernah saya lihat talkshow Oprah Winfrey, seorang korban kecelakaan menuntut pemerintah karena konstruksi jalan yang tidak memadai, mengakibatkan seringnya terjadi kecelakaan. Langkah ini patutlah kita tiru walau belum membuahkan hasil. Setidaknya ada counter dari masyarakat terhadap pemerintah. Hal lain yang patut diperjuangkan adalah mendesak pemerintah membuat kebijakan yang tepat dalam penyediaan sarana dan prasarana jalan dan alat transportasi yang seimbang. Saat ini kita bisa mengamati, kendaraan-kendaraan baru tumpah ruah di jalan, sementara jalan tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang ada. Lebih dari itu, kendaraan tua yang tidak laik operasi berkeliaran mengancam keselamatan dan kesehatan pengguna jalan. Dari asap CO2 yang dihasilkan knalpotnya, sampai suara bising yang mengoyak telinga, belum lagi besi tua yang tak terawat yang dapat menyebabkan tetanus orang yang tergores. Ditambah lagi system uji kemampuan mengemudi yang dijalankan setengah hati dan mungkin terkesan asal, maksudnya asal jadi duit tanpa menelisik benarkah pemegang SIM layak mengemudi. Seharusnya, pihak kepolisian bekerjasama dengan dinas kesehatan mewajibkan para pencari SIM mengikuti kursus mengemudi. Sehingga para pemegangnya sungguh layak mengemudi. Yang terjadi saat ini kursus mengemudi, dan segala pengetahuan tentang berkendara dan persyaratannya tidak disosialisasikan dengan baik. Bak seorang anak yang belajar berjalan, tetapi tidak diberi teori dan pengertiannya, langsung disuruh berjalan. Sekedar pengalaman pribadi waktu mencari SIM, saya hanya mengandalkan pengetahuan di sekolah. Tak heran kalau uji kelayakan mengemudi dijalankan sesuai aturan sedikit yang bisa lulus. Untuk itulah banyak yang jalan belakang. Yang penting semuanya mulus dan dapat SIM dengan mudah. Demikian juga pengalaman saat perpanjangan, tes kesehatan terkesan hanya formalitas saja. Bertatap mata, penyerahan mahar untuk mendapatkan selembar kertas keterangan sehat dan keluar ruangan, tanpa observasi yang serius. Atau mungkin ada dukun ampuh yangmampu mengusir species HANTU baru ini dengan dupanya? Entahlah….Andai……???????? 19.09.2013 Digencar terus menerus berita tentang kecelakaan Membangkitkan traumaku…..TAKUTTTTTTTT

0 komentar:

Posting Komentar