Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Rabu, 19 Oktober 2011

Kemandulan di Mata Gereja - Sebuah Kegelisahan

Rabu, 19 Oktober 2011

Tulisan ini berawal dari status Romo Apolonius Basuki yang sambil bercanda beliau bercerita seorang kakek yang ingin menikah, tetapi terganjal oleh aturan gereja karena burungnya sudah tak bisa terbang lagi. Dan secara iseng pula saya menanggapinya dengan sedikit serius.
“Romo, berarti gereja sudah melanggar HAM,” demikian tulisku. Romo Apolonius Basuki pun secara berkelakar menjawab, “Ia meita biar si kakek mengasuh cucunya saja.”

Ternyata tanggapan isengku itu menjadi sebuah kegelisahan, yang ujung-ujungnya menggerakkan jariku untuk menuliskannya menjadi sebuah catatan.

Tanpa berniat mengguggat suatu ketaatan, aku terus bertanya-tanya dalam hati, mengapa gereja menurutku melanggar hak asasi manusia yang saling mencintai dengan dalih suatu aturan yang sudah berlangsung berabad-abad. Cukup dimengerti bahwa Gereja cukup dipusingkan dengan angka perceraian dan permasalahan rumah tangga yang disebabkan oleh masalah ranjang. Rumit memang!

Masalah ranjang seringkali menjadi keluhan sepanjang segala abad. Walaupun saya bicara tanpa data, tetapi membaca cerita, berita juga kolom konsultasi seks di media, cukuplah bagi saya mengerti bahwa ranjang adalah faktor penting walau bukan yang terpenting. Berawal dari ranjang mampu membuat manusia kehilangan kata, harta, saudara sampai hati nuraninya. Namun, buat saya itu bukan berarti kita bisa mengabaikan hak asasi manusia yang saling mencinta. Cinta yang tak bisa diukur di ranjang saja.

Banyak sekali contoh kehidupan yang bahagia dengan cinta tanpa direcoki urusan ranjang. Dan mereka berhak untuk itu. Apakah jika seseorang mandul berarti kehilangan hak nya untuk membangun rumah tangga? Mencintai dan dicintai. Bukankah ada banyak solusi dan komitmen yang bisa dibuat? Bagi saya mencintai adalah hak setiap manusia, dan berumah tangga adalah kerinduan setiap insan yang saling mencinta. Bukankah dengan menghalangi hak mereka membangun rumah tangga berarti justru member peluang bagi mereka untuk berzina? Toh tak ada siapa pun yang terluka dan dirugikan oleh sepasang kekasih yang mungkin salah satunya terkendala masalah kemandulan.

Semoga gereja mau terbuka dan memahami sebuah rasa dan kebutuhan orang yang saling mencinta dalam kendala mereka masing – masing.

Semoga…..
17 Oktober 2011

0 komentar:

Posting Komentar