Kota Semarang memiliki keunikan tersendiri saat Ramadhan tiba. Pemerintah kota biasanya menggelar tradisi Dhugderan. Dhugderan ini digelar kurang lebih 1 minggu dan berakhir sehari sebelum puasa. Untuk tahun ini, Dhugderan akan dimulai tanggal 29 Juni hingga 8 Juli 2013 mendatang.
Ada kekhasan yang tidak boleh terlewati saat dhugderan, yaitu arak-arakan Warak Ngendhog.
Inilah gambar Warak Ngendhok tersebut.
Konon Warak Ngendhog merupakan symbol 3 etnis besar di Semarang. Mereka adalah etnis Tionghoa, Arab dan Jawa. Perhatikan gambar diatas. Etnis Tionghoa terwakili di wajah Warak yang mirip naga, sedangkan etnis Arab terwakili pada tubuhnya yang mirip burung Buraq, dan yang terakhir etnis Jawa terwakili pada bentuk kaki Sang Warak yang mirip kambing.
Warak sendiri berasal dari kata Wara’a yang artinya mengendalikan diri dari hawa nafsu. Hal ini dimaksudkan saat Ramadhan mereka akan menyucikan diri dengan mengendalikan hawa nafsu dengan cara berpuasa. Sedangkan ngedhog (ndhog = telur) merupakan symbol dari pahala atau buah dari pengendalian diri tersebut.
Sungguh indah filosofi ini. Sebagai warga Semarang , saya berharap tradisi Dhugderan dengan mengarak Warak Ngendhog ini lestari.
Semarang 28 Juni 2013
0 komentar:
Posting Komentar