Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Halaman

Rabu, 24 Agustus 2011

Cinta Sang Mempelai dan Cinta Sang Bapa

Rabu, 24 Agustus 2011
Iringan paduan suara megah mengiring Sang Pengantin memasuki altar. Tebar senyum keduanya mempesona memancarkan kebahagiaan.

Terdengar Imam bertanya, apakah engkau bersedia mencintai pasanganmu baik dalam suka maupun duka, untung maupun malang ? Dan dengan pasti dan mantap keduanya mengatakan : Ya saya bersedia. Kemudian Imam mengatakan apa yang telah dipersatukan Allah TIDAK BOLEH DICERAIKAN OLEH MANUSIA.

Kedua mempelai meninggalkan altar dengan penuh kebahagiaan. Hari-hari terlewati berganti bulan berganti tahun dan seterusnya. Hingga suatu saat badai demi badai mengikis rasa cinta yang akhirnya membuat mereka tak mampu mempertahankan janji di altar suci.

Sampai suatu saat Tuhan berbicara pada salah satu mempelai itu :

“AnakKu,…….mengapa Engkau mengeraskan hatimu?”
Jawab salah satu mempelai itu,
“Tuhan, aku sudah tidak sanggup lagi. Aku sangat mengasihinya, dan juga anak-anak tapi aku tidak lagi ingin menjadi pasangannya. Sudah cukup bagiku sakit yang dia torehkan dihatiku. Sudah cukup penderitaanku, menerima penghinaan, perlakuan dan pelecehannya. Dia tak mungkin berubah. Justru dia akan menjadi pribadi keras dan keji jika terus bersamaku” dalihnya.

Tuhanpun menjawab,
” AnakKu, tak tahukah engkau, bahwa Aku pun menghadapi hal yang sama ketika Aku menghadapimu, hingga Aku mengirimkan AnakKu yang Kukasihi. Dia disesah oleh dosamu, terluka karena pengingkaranmu, jatuh oleh kekerasan hatimu, dan akhirnya mati untukmu yang tak berbelas kasih. Lupakah engkau pada janjiKu yang akan mengirimkan seorang Penolong bagimu? Untuk itu pulalah Aku mengirim dirimu sebagai penolong bagi pasanganmu, orang yang telah kau pilih untuk kau cintai dan engkau pesembahkan di altar suci. Masihkah engkau meragukan Aku? Ingatlah, rencanamu bukanlah rancanganKu. Engkau kupanggil untuk menjadi kudus, karena Aku Kudus dan terlebih mengasihimu.  Sekarang, terserah padamu, jika engkau mau mengandalkan kekuatanmu sendiri. Tapi ingatlah : Apa yang telah KUpersatukan tak dapat diceraikan oleh manusia…

Sayup-sayup terdengar kembali suara-suara serdadu berteriak dan memecut Sang Anak yang kembali jatuh dan berpeluh darah….DIA tersungkur sambil menatap sang mempelai itu dan terbata berkata : AKU... MENCINTAImu apa pun yang telah kau lakukan padaKU………

Semarang, 26 Mei 2010
Untuk saudaraku yang aku sayangi

0 komentar:

Posting Komentar